JAKARTA KOMPAS.TV - Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) M Najih Arromadloni atau biasa disapa Gus Najih, meminta masyakat untuk waspada dan selektif dalam memilih pesantren untuk pendidikan putra-putri mereka.
Gus Najih juga menyayangkan fenomena kemunculan pesantren-pesantren baru yang hanya secara formalitas mengambil nama pesantren.
Padahal, kata dia, secara kurikulum dan sistem pendidikan, tidak seperti pesantren. Bahkan pembelajaran kitab kuning pun tidak disertakan di dalamnya.
Fakta inilah yang, menurut Gus Najih, harus membuat semua pihak waspada terhadap keberadaan institusi-institusi pendidikan yang berkedok pesantren.
“Hal ini agar terbangun kewaspadaan dari semua pihak, baik itu stakeholder pemerintah maupun masyarakat. Intinya masyarakat agar lebih selektif dalam memilih pesantren,” jelas Gus Najih dalam keterangannya seperti dikutip KOMPAS TV dari Antara, Sabtu (5/1).
Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation itu juga mengungkapkan, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian masyarakat, orang tua dan calon santri dalam memilih pesantren.
“Harus dilihat dulu sanad atau tradisi keilmuannya ke mana,” ungkapnya.
Menurutnya, perlu diteliti juga terkait afiliasi pesantren tersebut dengan organisasi masyarakat (ormas).
Keterbukaan pesantren dengan masyarakat sekitar juga perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa lembaga tersebut tidak bersifat eksklusif.
Baca Juga: Inilah 3 Tips Pilih Pesantren dari Kemenag, Apa Saja?
Gus Najih menjelaskan, perlu juga dilihat rekam jejak pesantren tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.