JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan menggandeng Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai DKI Jakarta menjadi daerah pertama yang menjadi medan pertempuran dalam melawan penyebaran varian baru Covid-19, Omicron.
Untuk itu jugalah dibutuhkan percepatan vaksinasi booster bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan dan lanjut usia (lansia).
Baca Juga: Antisipasi Gelombang 3 Covid-19 di Indonesia, Kemenkes Ajak Pihak Swasta Buka Sentra Vaksin!
Menkes menjelaskan, penularan varian Omicron jauh lebih cepat dan tinggi dari varian Delta. Hal ini berkaca dari pengalaman di negara-negara lain.
Menurut Budi, jika tidak diredam sejak awal, nantinya lonjakan kasus yang terjadi bakal lebih tinggi dibanding gelombang kedua akibat varian Delta pada tahun lalu.
Namun, ia meminta masyarakat tidak perlu panik dan khawatir. Karena tingkat hospitalisasi atau keadaan kritis dan fatality atau kasus kematian akibat Omicron, lebih rendah dibanding varian Delta.
"Saya sama Pak Anies sedang menggerakkan percepatan booster di Jakarta. Kenapa di Jakarta? Karena ini daerah perangnya yang akan kena duluan," ujar Budi saat jumpa pers persiapan Kemenkes menghadapi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia, Kamis (27/1/2022).
Baca Juga: Menkes Minta Masyarakat Persiapkan Diri untuk Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Omicron
Budi menambahkan, selain Pemprov DKI Jakarta, Kemenkes juga mengajak komunitas dan pihak swasta untuk membuka kembali sentra-sentra vaksin.
Saat ini vaksinasi booster lebih banyak dilakukan di puskesmas. Dengan adanya sentra vaksin, maka pemberian vaksin ketiga bagi masyarakat dinilai dapat lebih cepat.
Vaksin booster penting untuk membantu mengurangi risiko kasus berat jika terinfeksi virus corona. Terlebih sekarang ini penyebaran varian Omicron lebih tinggi dibanding varian Delta.
Baca Juga: Wagub Ahmad Riza Ajak Komunitas di Jakarta Buat Sentra Vaksin untuk Percepat Vaksinasi Booster
"Jadi kalaupun sudah menurun, tetapi kalau virusnya masuk tubuh sudah kenal. Antibodi kita bisa mengidentifikasi virus, bisa memerangi virus dan mematikan virus," ujar Menkes.
"Booster ini membantu, tapi yang paling membantu adalah orang yang belum divaksin, ikut vaksin," sambungnya.
Diketahui, minat masyarakat untuk ikut vaksinasi booster masih rendah. Sejak dibuka pada 12 Januari 2022 lalu, vaksinasi dosis ketiga belum berjalan maksimal.
Di DKI Jakarta total dosis ketiga sampai saat ini sebanyak 458.527. Sedangkan orang yang ikut vaksin dosis ketiga per tanggal 27 Januari 2022 baru 52.174 orang.
Baca Juga: Indonesia Baru Vaksin Booster, Israel Sudah Tawarkan Warganya Suntik Vaksin Dosis Ke-4
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.