JAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjawab kritikan soal penunjukan Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad).
Jenderal Andika menegaskan penunjukan Mayjen Maruli sebagai Pangkostrad sudah merupakan keputusan yang tepat.
Ditemui usai Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Senin (24/1/2022), Jenderal Andika Perkasa menyatakan Maruli merupakan orang yang pantas untuk memimpin Kostrad.
"Jadi penunjukan Maruli itu benar-benar sesuai dengan penilaian secara profesional dan memang sangat pantas untuk menjadi Panglima Kostrad," ujar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Baca Juga: Tanggapan Mayjen TNI Maruli Simanjuntak soal Tudingan di Balik Penunjukan sebagai Pangkostrad
Dia menjelaskan penunjukan Maruli sudah berdasarkan penilaian yang benar.
Salah satu penilaian untuk menjadi Pangkostrad adalah sudah melalui beberapa jabatan, di antaranya sebagai Panglima Kodam (Pangdam).
Kinerja menjabat sebagai Pangdam pun mendapat penilaian. Atas dasar itu, maka Maruli Simanjuntak dianggap layak untuk menduduki Pangkostrad.
Baca Juga: Miliki Karier yang Baik, Panglima TNI Tunjuk Mayjen Maruli Simanjuntak Jadi Pangkostrad Baru
"Jabatan Pangdam itu sebetulnya adalah salah satu penilaian aspek Apakah saat menjabat ini ada sesuatu yang kemudian membuat yang bersangkutan ini layak," paparnya.
Jabatan Mayjen Maruli sebelumnya adalah Pangdam IX/Udayana. Menantu dari Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan ini pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada 2018 hingga 2020.
Penunjukan Maruli juga berbarengan dengan penunjukan Mayjen Agus Subianto sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat. Mayjen Agus sebelumnya adalah Pangdam III Siliwangi.
Baca Juga: Sepak Terjang dan Karier Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut yang Kini Jadi Pangkostrad
Maruli dan Agus Subianto sama-sama pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres untuk Presiden Joko Widodo. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa penunjukan mereka terkait dengan kedekatan dengan Presiden Joko Widodo.
Kritikan misalnya datang dari Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon.
Effendi menilai memang ada tren unsur kedekatan dalam pengisian jabatan-jabatan strategis di tubuh TNI maupun Polri.
"Trennya kan sudah kelihatan, tren faktor kedekatan itu lebih menonjol," ucap Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.