JAKARTA, KOMPAS.TV - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat menuntut Herry Wirawan pemerkosa 13 santriwati dengan hukuman kebiri kimia selain juga dituntut hukuman mati.
Tuntutan hukuman Herry Wirawan itu dinilai bisa menimbulkan efek jera dan menekan adanya kejahatan serupa di kemudian hari.
Tuntutan tersebut dibacakan dibacakan oleh JPU saat persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Selasa (11/1/2022).
Kebiri Kimia adalah proses medis dengan menyuntikkan obat atau zat ke tubuh dengan tujuan untuk menurunkan fungsi gairah seksual.
Baca Juga: Bukan Hanya Tuntutan Hukuman Mati, Jaksa Juga Minta Hakim Rampas Kekayaan Herry Wirawan
Biasanya kebiri kimia dilakukan kepada pelaku kejahatan seksual pedofil.
Melansir BBC, orang yang dikebiri kimia akan disuntik zat anti-testosteron sehingga akan menekan kadar hormon testosteron, yang sebagian besar diproduksi sel lydig di dalam buah zakar.
Pemicu hormon testosteron diproduksi adalah karena adanya hormon luteinizing yang dikeluarkan kelenjar hypophysis anterior di otak.
"Nah, zat anti-testosteron membendung kelenjar di otak agar tidak memproduksi hormon pemicu produksi testosteron. Kalau itu ditekan, otomatis testis tidak memproduksi testosteron. Jadi kait-mengait semuanya,” ujar dokter spesialis andrologi Nugroho Setiawan.
Tidak hanya berpengaruh di fungsi seksual, dampak kebiri kimia juga akan dirasakan oleh otak. Kadar testosteron yang rendah pada pria akan menyebabkan sering marah, otot mengecil, tulang keropos hingga tubuh melemah.
Sementara itu Dosen Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ika Puspitasari, PhD menjelaskan ada beberapa obat yang digunakan untuk proses kebiri kimia.
Amerika, Eropa dan Kanada menggunakan Medroksiprogesteron asetat dan Cyproteron asetat yang bisa menekan hormon testosteron.
Baca Juga: Kebiri Kimia Hingga Hukuman Mati, Berikut Sejumlah Tuntutan Jaksa Terhadap Herry Wirawan
Obat lain yang juga masuk dalam golongan obat penghambat sintesis testosterone adalah ketokonazol yang juga disebut sebagai obat jamur.
Ketokonazol menghambat konversi kolesterol menjadi progesterone, namun perlu penggunaan jangka panjang untuk mencapai kadar testosterone yang turun secara bermakna.
Sekali proses suntik kebiri kimia tidak lantas membuat fungsi gairah seksual pada pria bisa menurun selamanya.
Hal itu karena efek dari obat-obat kebiri kimia dapat reversible setelah obat dihentikan pemberiannya kepada pelaku.
Oleh karena itu, World Federation of Societies of Biological Psychiatry menyarankan upaya hukum kebiri tidak hanya dilakukan secara farmakologi namun yang tedukasi dan konseling.
Sumber : BBC, farmasi.ugm.ac.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.