JAKARTA, KOMPAS. TV - Epidemiolog dari Grifith University, Dicky Budiman menyatakan, meskipun kasus Omicron tengah meningkat di Indonesia, namun pemberian ijin perjalanan umrah dapat terus dibuka. Namun, pemerintah harus memastikan penguatan mitigasi penularan Covid-19.
Dicky menegaskan, pelaksanaan umrah tetap memiliki dasar yang logis dan kuat, namun aspek-aspek kesehatan juga perlu diterapkan.
"Kalau bicara keagamaan, harus jadi prioritas. Tetapi, mitigasi perlu menjadi yang ditingkatkan," papar Dicky dalam video kepada Kompas TV, Senin (10/1/2022).
Dia menegaskan, jangan sampai Indonesia mengulang kesalahan negara tetangga, Malaysia. Dicky menyebut, di Malaysia terdeteksi sebanyak 14 persen jemaah umrah ternyata belum menerima suntikan vaksin dosis kedua.
"Jadi, status vaksinasi dua dosis menjadi penting," paparnya.
Baca Juga: Siapkan Biaya Tambahan Kalau Mau Berangkat Umrah di Masa Pandemi! Ini Alasannya
Dia juga mengatakan, jarak antara pemberian dosis ke dua dan perjalanan umrah, seharusnya maksimal tujuh bulan.
Jika lebih dari tujuh bulan, kata Dicky, sebaiknya jemaah juga menerima vaksin penguat atau booster.
"Sejak dosis kedua diberikan, bila lebih dari tujuh bulan, sebaiknya diberikan booster. Ini jadi hal yang sangat penting," tuturnya.
Dengan status vaksin yang lengkap dan tidak adanya penyakit komorbid, menurut Dicky, jemaah tetap dimungkinkan untuk melaksakan umrah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.