Baca Juga: Warga Soraki 3 Anggota TNI Penabrak Handi dan Salsabila saat Rekonstruksi Tabrak Lari di Nagreg
Reza pun menjelaskan, meski ada tes psikologi yang dilakukan secara berkala, tidak serta-merta bisa menangkap kondisi perubahan psikologis yang dialami perwira yang tidak berlangsung secara berkala pula.
Dengan kata lain, Reza mengungkapkan, kondisi psikologis abnormal bisa sekonyong-konyong muncul tergantung bobot stres yang dialami orang tersebut.
“Jika berbicara terkait kenaikan pangkat, karir, dan sebagainya, itu bisa kita ramal memang tetapi terkait sumber stres tidak sesederhana itu,” ujarnya.
Ia pun menyebutkan, ada beberapa sumber stres yang bisa diketahui antara lain, keluarga, tempat kerja, bobot kerja, dan pemikiran masing-masing personil dalam membaca ekspektasi masyarakat.
Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa: 3 Anggota TNI Penabrak Sejoli Jadi Tersangka, Senin Rekonstruksi
Sebelumnya diberitakan, korban Handi dan Salsabila awalnya akan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan setelah kecelakaan.
Namun, kedua korban ternyata dibuang ke Sungai Serayu, Jawa Tengah, yang berjarak hampir 200 kilometer dari Nagreg. Belakangan, Handi diyakini masih hidup saat dibuang.
Kedua korban tersebut ditemukan pada dua lokasi yang berbeda. Handi ditemukan di bantaran Sungai Serayu, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas.
Sedangkan Salsabila ditemukan di kawasan muara Sungai Serayu, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Sejauh ini, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana juncto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Hukumannya paling lama 20 tahun penjara hingga seumur hidup.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.