JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah menetapkan batasan tarif untuk hotel yang menjadi lokasi karantina. Sebab, mahalnya harga hotel untuk tempat karantina bagi orang yang pulang dari luar negeri kerap dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat.
"Saya menerima sejumlah keluhan dari warga negara Indonesia yang baru datang dari luar negeri. Mereka harus menjalani karantina, namun yang menjadi masalah adalah tarif hotel tempat mereka menjalani karantina," kata LaNyalla dalam keterangan tertulis, Selasa (21/12/2021).
Ia menyebut, ada laporan dari masyarakat, di mana harga karantina satu keluarga yang beranggotakan lima orang mencapai Rp150 juta. Hal ini sangat sudah tak wajar dan membebani rakyat di tengah krisis ekonomi yang masih melanda Indonesia.
Baca Juga: PKS Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Pekerja Migran Indonesia yang Ingin Dapat Tempat Karantina
"Karantina sah-sah saja asal pemerintah bisa mengatasi harganya. Ibarat sembako, kalau tidak ada campur tangan pemerintah, pedagang akan seenaknya memberikan harga," katanya.
Menurut dia, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan tarif batasan tarif termahal dan termurah bagi masyarakat yang akan melakukan karantina.
Sebab, tidak semua warga negara Indonesia yang pulang dari luar negeri itu orang yang status ekonominya menengah ke atas atau untuk berlibur.
“Harusnya pemerintah memberi patokan tertinggi harga hotel. Harus ada penetapan tarif dari pemerintah untuk kepentingan karantina yang notabene kewajiban yang dibuat pemerintah untuk masyarakat," katanya.
Sebelumnya, jagad media sosial dihebohkan dengan adanya video yang memperlihatkan adanya penumpukan penumpang di ruang tunggu bagasi Terminal 3 Kedatangan Internasional di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Baca Juga: Soal Antrean Karantina di Wisma Atlet, Wagub DKI: Kami Siap Berkolaborasi
Dalam video tersebut terdengar suara seorang wanita yang menjelaskan penyebab penumpukan penumpang untuk antre dibawa ke tempat karantina wisma atlet, karena untuk karantina di hotel biaya yang dikenakan sangat mahal, yakni mencapai harga Rp 19 juta per orang.
"Ini benar-benar Pemerintah Indonesia penyiksaan terhadap rakyatnya. Mau di hotel, satu orangnya Rp 19 juta, kalau 22 orang berapa duit (harganya), bisa ratusan juta."
"Jadi mending kita menderita kaya pepes, orang pada tidur sambil berdiri," kata seorang wanita dalam video tersebut seperti dilansir dari Tribunnews.com, Selasa (21/12/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.