LUMAJANG, KOMPAS.TV - Baik dari pihak tim penyelamatan, bahkan hingga pemerintah, tak henti-hentinya menggunakan istilah “trauma healing” dalam kunjungan mereka ke posko pengungsian darurat bencana Gunung Semeru.
Trauma healing dimaksud sebagai upaya untuk membuat warga terdampak bencana merasa leih baik, agar mereka dapat pulih dari rasa takut.
Akan tetapi, terminologi “trauma” ini ternyata berbeda dengan apa yang seharusnya diketahui oleh masyarakat luas.
Psikolog dari Universitas Atma Jaya (UAJ), Reneta Kristiani menyampaikan bahwa penggunaan label “trauma” perlu diminimalisasi dan dihindari.
Hal ini karena trauma baru dapat dibuktikan dalam periode tertentu; di mana tentunya, dalam waktu tidak akan hanya mengambil beberapa hari atau pun seminggu seperti yang terjadi sekarang di Semeru.
Baca Juga: Anak Selamat Tapi Keponakan Belum, Korban Bencana Semeru Masih Cari Aggota Keluarga yang Hilang
Stop penggunaan kata “trauma” sebelum betu;-betul tahu artinya, Sahabat Kompas TV!
Nah, supaya tak penasaran, mari bersama-sama menyimak penjelasan dari Reneta Kristiani!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.