JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik Islam dari The Political Literacy menjelaskan alasan kenapa pihak Persadaraan Alumni 212 (PA 212) tetap ‘ngotot’ untuk menggelar temu alumni 212 di tempat ini, meskipun tidak dapat izin resmi dari kepolisian.
“Wajar adanya jika PA 212, sedari awal ingin mengadakan reuni di Monas dan Tugu Patung Kuda Jakarta. Pemilihan tempat ini sangat strategis untuk mendapatkan perhatian banyak pihak. Termasuk juga pemberitaan media,” tutur Hanif kepada KOMPAS TV via Whatsapp, Kamis (2/11).
Hanif yang juga menulis buku bersama The Political Literacy bertajuk Literasi Politik: Dinamika Konsolidasi Demokrasi Pascareformasi ini juga mengatakan, dalam sejarah patung kuda bersama Monas begitu kuat dalam benak gerakan 212 yang diwadahi dalam PA 212 tersebut.
Motif politik itulah yang melatarbelakangi pemilahan patung kuda sebagai tempat kumpul alumni 212.
“Selain itu, kedua tempat ini juga memiliki jejak sejarah yang kuat bagi alumni 212, baik berkisar pada perjuangan Pilkada DKI 2017 ataupun Pilpres 2019,” tambahnya.
Baca Juga: Akses Jalan ke Patung Kuda Ditutup Total, Sebagian Peserta Reuni 212 Putuskan Pulang
Selain itu, patung kuda adalah tempat bersejarah bagi gerakan 212. Di tempat inipula, kata Hanif, bisa jadi titik simpul yang mampu merekatkan kembali mereka.
“Kenangan aksi di titik simpul ini dapat menjadi perekat spirit PA 212,” ujarnya di penutup keterangannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.