JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah Arab Saudi telah merilis aturan dan persyaratan terbaru tentang karantina untuk calon jemaah umrah yang akan menjalankan ibadah di negara tersebut.
Melalui akun Twitter resmi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi @HajMinistry, pemerintah Arab Saudi mengumuumkan syarat karantina dan vaksin untuk jemaah umrah terbaru.
Berikut syarat umrah terbaru dari pemerintah Arab Saudi:
1. Bagi jemaah umrah yang datang dari luar negeri dengan menggunakan visa umrah dan telah disuntik vaksin yang diakui Kerjaan Arab Saudi lengkap (dua dosis), diperbolehkan untuk langsung melaksanakan umrah dan tidak diberlakukan penerapan karantina institusional.
Baca Juga: Dirut Garuda Soal Penerbangan Umrah: Enggak Mungkin Kita Kasih ke Asing!
2. Bagi jemaah umrah yang datang dari luar negeri dengan menggunakan visa umrah dan telah disuntuk lengkap dua kali dengan vaksin yang diakui oleh WHO, diberlakukan karantina institusional selama 3 hari dan setelah 48 jam karantina institusional akan dilakukan tes laboratorium PCR dan setelah dinyatakan negatif langsung diperbolehkan melaksanakan umrah.
Sementara, Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas, melalui keterangan resminya di laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, juga menjelaskan tentang syarat karantina dan vaksin untuk jemaah umrah.
Dia menyebut bahwa jemaah umrah asal Indonesia tidak harus telah menerima suntikan vaksin booster untuk bisa menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci.
Yaqut juga menjelaskan, otoritas penerbangan Arab Saudi juga telah memperbarui aturan penerbangan internasionalnya.
Per tanggal 1 Desember 2021, penerbangan dari Indonesia bisa langsung menuju ke Arab Saudi.
"Alhamdulillah, jelang kepulangan kunjungan kerja dari Arab Saudi, saya mendapat informasi resmi bahwa mulai pukul satu dini hari, pada Rabu 1 Desember 2021, warga Indonesia sudah diperbolehkan masuk ke Arab Saudi tanpa perlu melalui negara ke-3 selama 14 hari,” ujar dia.
Baca Juga: Mulai Besok, Jemaah Indonesia Sudah Bisa Umrah ke Tanah Suci
"Tidak lagi ada persyaratan(vaksin) booster, namun tetap harus mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan menjalani karantina institusional selama lima hari. Ini harus dipatuhi dan menjadi perhatian bersama,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) Zaky Zakaria Anshari mengatakan, Arab Saudi hanya mengakui empat jenis vaksin Covid-19.
“Empat saja (yaitu) Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson & Johnson,” tutur dia kepada Kompas.com.
Meski begitu, kerajaan Arab Saudi tetap mengizinkan penerima vaksin Covid-19 yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk Sinovac dan Sinopharm.
Untuk penerima vaksin Covid-19 tersebut, mereka tetap bisa umrah asalkan memegang visa umrah. Namun, mereka harus karantina selama tiga hari.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.