JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah memperketat pintu masuk ke Indonesia dengan melarang kedatangan warga asing yang memiliki riwayat perjalanan dari 11 negara yang telah terdeteksi keberadaan varian baru virus corona, Omicron.
Sebelas negara yang dimaksud adalah Afrika Selatan, Bostwana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong.
Selain itu, warga Indonesia yang datang dari 11 negara tersebut harus menjalani isolasi selama empat belas hari.
Baca Juga: WHO: Omicron Masuk Variant of Concern, Kemungkinan Reinfeksi Sangat Besar
Lantas apakah diperlukan vaksin booster dalam mencegah varian Omicron?
Penasihat Senior Direktur Jenderal WHO Diah Saminarsih mengatakan bahwa varian Omicron merupakan sebuah alarm yang sangat keras untuk seluruh dunia.
Hal itu disampaikan oleh Diah dalam program Kompas Siang yang tayang pada Senin (29/11/2021).
"Karena mutasi di Omicron ada 32 spike protein yang bermutasi dan berasal dari Negara Afrika Selatan, di mana negara tersebut penduduknya banyak sekali yang immunocompromised dan cakupan vaksin di negara tersebut sangat rendah. Jadi baru 4-6 persen," kata Diah.
Artinya, Diah mengatakan, bahwa seluruh negara harus bekerja lebih keras untuk mencegah agar tidak adanya ketimpangan vaksin.
"Jangan sampai ketimpangan vaksin ini membuat memperbesar kemungkinan di negara-negara lain untuk virus ini terus bermutasi dan mutasinya makin lama makin complicated," lanjut Diah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.