JAKARTA, KOMPAS.TV - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengungkap jumlah dana yang didapat organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) melalui jaringan pendanaan, seperti kotak amal dan lembaga amal.
Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, setiap tahunnya JI bisa mendapat sokongan dana hingga mencapai sekitar Rp14 miliar.
Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar menjelaskan uang dari jaringan pendanaan inilah yang digunakan JI menjalankan aktivitas seperti pendidikan hingga pelatihan fisik.
Baca Juga: Cerita soal Terduga Teroris Ahmad Zain An Najah, Pernah Jadi Polisi Syariah waktu Kuliah di Mesir
Uang sekitar Rp14 miliar tersebut dikumpulkan oleh Lembaga Amil Zakat Baitul Mal Abdurrahman Bin Auf (LAM BM ABA) yang dibongkar Densus 88 Antiteror.
Para pimpinan LAM BM ABA juga telah ditangkap. Mulai dari Ketua LAM BM ABA Fitria Sanjaya alias Acil dari penelusuran ribuan kotak amal yang diduga sebagai pendanaan jaringan teroris. Kemudian berkembang ke dewan syariah LAM BM ABA yakni Farid Ahmad Okbah dan Ahmad Zain An Najah.
Selain LM BM ABA, Densus juga membongkar jaringan pendanaan JI lainnya melalui Syam Organizer.
Hasil pemeriksaan catatan keuangan, Syam Organizer bisa mengumpulkan pendapatan Rp15 miliar per tahun. Saat pengeledahan Densus juga mengamankan uang tunai sebesar RP944.858.500.
Baca Juga: MUI: Tidak Ada Kriminalisasi Ulama dalam Penangkapan Terduga Teroris oleh Densus 88
"Nah bisa membayangkan bahwa yayasan atau kegiatan-kegiatan ini mengumpulkan uang hingga bermiliar-miliar," ujar Aswin saat jumpa pers di Mabes Polri, Kamis (25/11/2021).
Aswin menambahkan cara jaringan pendanaan ini menyetor uang ke JI masih ditelusuri. Para kurir pengirim uang juga sedang dilacak oleh Densus 88 agar proses pendanaan organisasi teroris JI dapat dipersempit.
Menurut Aswin sistem jaringan pendanaan ini dibuat terpisah dengan sistem sel agar tidak tertangkap aparat hukum. Namun sejauh ini sudah 14 pihak dari LAM BM ABA yang ditangkap dan 10 orang dari Syam Organizer.
Aswin juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam memberikan sumbangan. Ia menyarankan agar sumbangan diberikan kepada lembaga yang dapat diperiksa kebenarannya.
Baca Juga: Australia Tetapkan Hizbullah sebagai Organisasi Teroris
"Kita sudah mendapatkan lagi nama-nama ataupun peran-peran dari orang yang selanjutnya dan bagaimana kita akan menyusun puzzle atau teka teki (jaringan pendanaan) ini sebagai life blood, sebagai nafas dan darah bagi organisasi teror (JI)," ujar Aswin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.