JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan kemungkinan tercepat pelaksanaan vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun akan dimulai pada Januari 2022.
"Paling cepat vaksinasi untuk usia 6-11 tahun itu di Januari ataupun Februari 2022," kata Siti Nadia dalam webinar Libur Nataru dan Varian Baru Strategi Cegah Gelombang ke-3 Pandemi Covid-19, Selasa (16/11/2021).
Keputusan itu diambil dengan pertimbangan lansia di Indonesia belum seluruhnya mendapatkan vaksin Covid-19 dan masih banyak masyarakat yang baru mendapatkan suntikan dosis satu.
Adapun targetnya, vaksinasi anak usia 6-11 tahun baru akan dilakukan saat persentase vaksinasi lansia sudah mencapai 60 sampai 70 persen. Sementara saat ini, persentase vaksin lansia masih berada di angka 44 persen atau sekira 95 juta orang yang baru mendapatkan suntikan.
"Akan kita lakukan setelah capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan lansia sudah bisa mencapai 60 sampai 70 persen karena kita tahu Lansia ini baru mencapai 95 juta atau kurang lebih baru 44 persen yang mendapat dosis pertama," jelasnya.
Lebih lanjut, Nadia menerangkan bahwa pertimbangan mendahulukan lansia daripada anak usia 6-11 tahun karena prioritas kerentanan.
Hal ini sebagaimana pelajaran yang diambil dari pengalaman negara tetangga, Singapura yang mengalami kenaikan kasus lantaran banyak lansia yang menolak untuk divaksin.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Khusus Anak Usia 6-11 Tahun akan Diberikan Setelah Program Bagi Lansia Selesai
Akibatnya, saat varian baru masuk ke Singapura, kata Nadia, para lansia justru menjadi pasien terpapar dan rentan terhadap kematian yang disebabkan Covid-19.
Nadia menyebut, komitmen pemerintah dengan mengutamakan lansia ini sebagai upaya untuk penyelematan.
"Padahal kita belajar dari Singapura yang rentan akan kematian karena Covid-19 adalah lansia. Itu harus kita selamatkan dan dahulukan dalam vaksinasi," paparnya.
Tak hanya itu, pertimbangan lain pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun yang dilakukan tahun depan ini berdasar pada stok vaksin yang belum teralokasi.
Menurut Nadia, pihaknya hingga akhir tahun ini baru memesan kepada produsen vaksin Covid-19 dengan pertimbangan target awal vaksinasi pemerintah.
Padahal, jika anak usia 6-11 tahun sudah ditetapkan menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19, maka jumlah target pemerintah akan diubah dengan menambah sekitar 26-27 juta orang.
"Terkait rencana vaksinasi anak pada rentang 6-11 tahun, pihaknya berencana akan menambah target penerima vaksin kurang lebih mencapai 26 sampai 27 juta anak berusia ini. Tambahan lagi untuk vaksinnya, dengan begitu perlu adanya penambahan stok vaksin kurang lebih 58 atau 59 juta dan itu yang belum teralokasi dari vaksin yang sudah kita pesan dan sudah disetujui oleh produsen vaksin," imbuhnya.
Sementara itu, terkait mekanisme dan teknis lanjutan penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun pihaknya akan memberi informasi di kemudian hari.
Kendati demikian Nadia mengingatkan kepada orang tua yang memiliki anak usia 6-11 tahun sambil menunggu jadwal pemberian vaksin Covid-19, alangkah lebih baik melengkapi lebih dulu vaksinasi rutin yang harus didapatkan anak.
"Lebih dulu melengkapi vaksinasi rutin, seperti campak, polio, hepatitis yang memang harus mereka terima setiap tahunnya. Imunisasi rutin ini sudah terbukti memberikan perlindungan bagi anak usia 6-11 tahun," pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan melaksanakan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun, setelah vaksinasi pada lansia telah selesai.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, hal itu berdasar pada komitmen pemerintah untuk mendahulukan kelompok risiko Covid-19 tertinggi, yakni lansia.
Dengan demikian, terdapat tahapan-tahapan kelompok yang diprioritaskan dalam pemberiannya. Mulai dari tenaga kesehatan hingga orang tua atau kelompok lanjut usia (lansia).
Baca Juga: Daftar Daerah di Jawa-Bali dengan Capaian Vaksinasi Covid-19 di Atas 70 Persen
"Jadi memang karena orang tua itu risiko fatalnya masih puluhan kali di atas anak-anak, kami memprioritaskan vaksinasi ke lansia dulu yang sekarang baru mencapai sekitar 40 persen," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (15/11) kemarin.
"Begitu itu (vaksinasi lansia) sudah selesai, nanti akan turun ke kelompok-kelompok lain yang risiko fatalitasnya lebih rendah dibandingkan orang tua," sambungnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.