JAKARTA, KOMPASTV - Usia remaja adalah masa transisi anak mengalami banyak perubahan dalam hidupnya.
Mulai dari perubahan fisik hingga perubahan berbagai macam emosi.
Seperti ada kalanya satu hari mereka akan bersemangat dan bahagia, namun di hari lain mudah tersinggung bahkan jadi pendiam.
Kendala pun dihadapi orang tua untuk mengenali para remaja merasakan emosi kesepian, terutama saat melalui masa pandemi ini.
Bersama dengan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Dokter Zulvia Oktanida Syarif, Ayo Sehat akan membahas mengenai kesehatan mental pada remaja.
Tak jauh dari gangguan mental, Penyebab gangguan mental juga bisa datang dari bullying.
Body Shaming merupakan salah satu bentuk bullying yang dilakukan oleh orang dan terfokuskan pada bentuk fisik.
Apabila seseorang menerima body shaming tentunya ada persepsi terhadap apa yang disampaikan oleh komentar orang tersebut dan itu akan mempengaruhi body imagenya dia.
Kemudian bagaimana cara membangun pemahaman masyarakat terhadap perkembangan kesehatan mental pada remaja?
Sebenarnya yang paling utama itu adalah keluarga. Orang-orang terdekat, atau yang paling dekat lingkungannya dengan kita.
Orang tua perlu memberikan pujian-pujian atau apresiasi terhadap hal-hal yang positif dalam dirinya, biarkan remaja belajar untuk menerima kegagalan, menerima kekecewaan dan belajar dari kegagalannya tersebut supaya dia bisa percaya diri.
Kalau untuk masyarakat secara umum, tentunya membuat orang lebih aware dengan body shaming dan bullying bahwa kita tidak menolerir hal-hal yang sifatnya perundungan.
Mungkin orang menganggap hal tersebut bercanda tapi sekarang karena orang-orang lebih aware jadi mereka lebih berhati ternyata bercandanya itu bisa menyakiti hati orang lain dan bisa menimbulkan kondisi gangguan mental.
Baca Juga: Kesehatan Mental Pada Remaja | AYO SEHAT
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.