SURABAYA, KOMPAS.TV - Peringatan Hari Pahlawan sering kali dikaitkan dengan catatan sejarah di Kota Surabaya, Jawa Timur, yakni pertempuran 10 November 1945.
Pasalnya, pertempuran antara tentara Inggris dan pejuang Indonesia tersebut menjadi latar belakang dari penetapan Hari Pahlawan.
Sebagai buktinya, hingga detik ini di Surabaya masih berdiri dengan kokoh bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu dari pertempuran itu, salah satunya yakni Benteng Kedung Cowek.
Melansir Antara, Benteng Kedung Cowek merupakan bangunan peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang dibangun pada 1915-an.
Baca Juga: Profil Abdoel Moeis, Sastrawan yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional Pertama
Saat Pertempuran 10 November 1945 pecah, Benteng Kedung Cowek menjadi tempat pertahanan para pejuang Indonesia yang tergabung dalam Pasukan Sriwijaya.
Pasukan Sriwijaya adalah sekelompok pemuda yang siap membela Tanah Air dan sebagian besar berasal dari Tapanuli, Aceh, Deli, dan beberapa daerah di Sumatera.
Awalnya, kelompok pemuda tersebut hanya berniat singgah di Surabaya. Namun, ketika berjumpa dengan pemimpin pasukan tempur Arek-arek Surabaya Wiliater Hutagalung, para pemuda itu tergugah untuk ikut berjuang.
Mereka kemudian membentuk Pasukan Sriwijaya untuk turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang saat itu terancam oleh kedatangan Sekutu.
Lalu, Banteng Kedung Cowek dijadikan sebagai markas pertahanan oleh Pasukan Sriwijaya, karena letaknya di pesisir utara Surabaya.
Di dalam Banteng Kedung Cowek terdapat sejumlah meriam yang dibentengi dengan tembok beton yang kokoh guna mempertahankan kawasan tersebut.
Baca Juga: Sosok Rohana Kuddus, Pahlawan Nasional dan Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
Dengan luas mencapai 71.876 meter persegi, kini kawasan Benteng Kedung Cowek ditetapkan sebagai cagar budaya dan masuk teritori Kodim 0831/Surabaya Timur.
Peresmian Benteng Kedung Cowek sebagai cagar budaya dilakukan langsung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada Mei 2020.
Sebelumnya, benteng peninggalan Belanda tersebut sempat terbengkalai hingga Pemkot Surabaya lantas melakukan penggalian data dan uji material guna menetapkannya menjadi cagar budaya.
Selain nilai sejarah, Benteng Kedung Cowek juga dapat menyajikan daya tarik tersendiri lewat panorama Selat Madura dan Jembatan Suramadu yang dapat dilihat dari atas bangunannya.
Hanya saja, Benteng Kedung Cowek belum pernah dipugar sehingga saat berkunjung perlu berhati-hati karena seluruh bagian bangunannya masih asli sejak lebih dari 100 tahun lalu.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.