KOMPAS.TV - Pendiri PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) menegaskan tidak ada niat untuk mencari keuntungan lewat bisnis PCR. Pendiri PT GSI, Arsjad Rasjid juga menyebut pada awal berdirinya GSI tidak mengajak Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN, Erick Thohir yang dituding berbisnis PCR di saat pandemi.
Keterangan Arsjad Rasjid disampaikan dalam wawancara dengan KG Media. Ketua Kadin ini menyatakan pendirian perusahaan adalah murni untuk misi sosial. Arsyad juga menjelaskan mengapa GSI berbentuk perusahaan dan bukannya yayasan. Hal itu untuk keberlanjutan perusahaan, khususnya dalam hal kewirausahaan sosial.
Mengantisipasi kepentingan bisnis dan menjamin kepastian harga dalam tes PCR. Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tegaskan akan evaluasi tarif tes usap PCR secara berkala.
Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi menyebut Kementerian Kesehatan dengan BPKP sudah melakukan evaluasi tarif PCR sebanyak 3 kali.
Baca Juga: Pendiri PT GSI Bantah Cari Keuntungan Lewat Bisnis PCR
Yaitu saat ditetapkannya tarif RT PCR 900 ribu rupiah pada 5 Oktober 2020 yang kemudian diubah di 16 Agustus 2021 menjadi 495 ribu rupiah untuk Pulau Jawa dan Bali dan 525 ribu rupiah untuk luar Pulau Jawa dan Bali.
Terakhir, tarif PCR kembali diubah pada 27 Oktober ditetapkan 275 ribu rupiah untuk Pulau Jawa dan Bali dan Rp 300 ribu untuk di luar Pulau Jawa dan Bali.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.