JAKARTA, KOMPAS.TV - Pelita Air Service (PAS) belakangan ini disebut sebagai maskapai pengganti Garuda Indonesia yang tengah berada di tepi jurang kebangkrutan.
Melansir Kompas.com, Sabtu (30/10/2021), Pelita Air diketahui merupakan anak usaha dari PT Pertamina (Persero) yang saat ini lebih sering melayani penerbangan charter.
Sebagai salah satu perusahaan operator pesawat charter terbesar di Indonesia, Pelita Air bahkan memiliki bandara sendiri, yakni Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.
Adapun, sejarah pendirian Pelita Air bermula ketika Indonesia mendapatkan keuntungan besar dari produksi dan penjualan minyak pada era Orde Baru, tepatnya tahun 1970.
Baca Juga: Jika Restrukturisasi Utang Gagal, Garuda akan Digantikan Pelita Air
Pertamina sebagai perusahaan negara yang mengelola produksi dan penjualan minyak Indonesia, lantas mendirikan banyak anak perusahaan dengan hasil keuntungan tersebut, termasuk Pelita Air.
Selain itu, pada masa-masa tersebut, pendirian Pelita Air Service juga bertujuan untuk menggantikan divisi udara Pertamina yakni Pertamina Air Service.
Seiring berjalannya waktu, Pelita Air pun tumbuh menjadi maskapai yang memenuhi kebutuhan perjalanan udara ke daerah terpencil, terutama ke kawasan tambang minyak Pertamina.
Hingga pada akhirnya, Pelita Air kemudian mengembangkan bisnisnya dengan membuka penerbangan charter.
Layanan charter Pelita Air juga kerap digunakan untuk mendukung berbagai kepentingan seperti foto udara, pengamatan tumpahan minyak, kargo, palang merah, pengungsi, pemadam kebakaran, dan transmigrasi.
Baca Juga: Soal Pelita akan Gantikan Garuda, Stafsus Menteri BUMN: Itu Nantilah Ya
Lebih dari itu, kini bisnis Pelita Air juga melayani penerbangan VVIP, evakuasi medis, survei udara, penyewaan helikopter, serta pengibaran spanduk dari udara.
Hebatnya, demi mendukung operasional dan pengembangan sayap bisnis, Pelita Air memiliki anak usaha yang bergerak di bidang perawatan dan pemeliharaan pesawat, yakni PT Indopelita Aircraft Services.
PT Indopelita Aircraft Services mampu melakukan perawatan dan perbaikan pekerjaan di Bandara Pondok Cabe dengan fasilitas hangar, gudang, dan landasan sepanjang 2.000 meter.
Diketahui, pada 2000, Pelita Air juga sempat merambah bisnis penerbangan reguler. Namun, ditutup pada 2005 dengan alasan ingin fokus pada penerbangan charter.
Sementara itu, untuk terbang ke seluruh wilayah Indonesia, Pelita Air memiliki beberapa armada yang terdiri atas pesawat rotary wing dan fixed wing.
Beberapa armada milik Pelita Air antara lain, ATR 42-500, ATR 72-500, CASA 212-200, AT 802, Bell 412 EP, Bolkow NBO-105, Sikorsky S76 C++, Sikorsky S76-A, Bell 430.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.