JAKARTA, KOMPAS.TV - Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas soal Kementerian Agama sebagai hadiah negara bagi Nahdlatul Ulama (NU) memicu kontroversi.
Yaqut dinilai mengabaikan fakta bahwa Kementerian Agama hadir untuk semua umat beragama di Indonesia dan bukan hanya untuk kaum Nahdliyin saja.
Namun, tidak semua pihak mengkritik Yaqut. Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah misalnya menilai, pernyataan Yaqut hal yang biasa. Pernyataan tersebut, sah-sah saja disampaikan dalam konteks untuk menyenangkan para santri dan ulama Nahdlatul Ulama.
Menurut Fahri, tidak ada yang keliru dalam pernyataan Menag tersebut jika dilihat dari konteksnya.
"Tidak ada yang salah dengan pernyataan menag, jika konteksnya ingin menyenangkan hati para ulama dan santri NU," terangnya, Senin (25/10/2021).
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Menteri Yaqut, Wakil Ketua DPR Minta Semua Pihak Jaga Kesejukan
Fahri menilai pernyataan Yaqut menimbulkan kontroversi karena ke luar dari ruang internal Nahdlatul Ulama. Apalagi pernyataan tersebut disampaikan di akun youtube yang bisa diakses banyak pihak.
"Menjadi salah, karena omongan ini meluas ke publik," tukas mantan Wakil Ketua DPR ini.
Karena sudah terlanjur, meluas ke publik dan memicu perdebatan, maka menurut Fahri penting untuk Menteri Yaqut memberikan klarifikasi.
"Hendaknya Menag memberikan klarifikasi," ujarnya.
Baca Juga: Klarifikasi Yaqut Cholil Qoumas Soal Kemenag: Beri Semangat Santri dan Ponpes
Sementara Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani berharap publik tetap menaruh prasangka baik terhadap Menteri Yaqut.
"Hendaknya kita berprasangka baik dulu kepada menag," paparnya.
Namun Arsul juga berharap sebagai seorang menteri, Yaqut juga perlu lebih cermat dalam memberikan pernyataan. Sebab, pernyataanya bisa diketahui publik luas.
"Namun Menag juga hendaknya tidak membuat pernyataan yang sembarangan di depan publik, agar tidak terjadi kesalahpahaman," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut Kemenag merupakan hadiah khusus dari negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).
Hal tersebut diungkapkan oleh Yaqut pada di webinar "Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi" yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10/2021).
Mulanya, Yaqut menyinggung terkait adanya perdebatan di Kementerian Agama, mengenai usulannya untuk mengganti tagline Kementerian Agama.
Baca Juga: Yaqut Cholil Qoumas Sebut Kementerian Agama Hanya untuk NU, Wakil Ketua MPR: Penyederhanaan Sejarah
Saat itu Yaqut mengaku akan mengubah tagline Kementerian Agama itu, Ikhlas Beramal. Sebab dirinya menilai tagline tersebut kurang cocok.
Kemudian perdebatan itu pun, kemudian berkembang pada sejarah asal usul Kementerian Agama.
“Karena waktu itu perdebatannya bergeser bahwa kementerian ini harus menjadi kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama. Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus kementerian agama Islam karena Kementerian Agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam,” jelasnya.
Kemudian Yaqut menanggapi bahwa Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum.
"Saya bilang bukan. Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, spesifik NU. Jadi wajar kalo sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag untuk NU," ujar Yaqut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.