JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia sudah memasuki musim hujan. Beberapa daerah di Tanah Air bahkan mulai mengalami peningkatan curah hujan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring pada Agustus (26/8/2021) yang lalu telah memaparkan prediksi prakiraan awal musim hujan 2021/2022 BMKG di wilayah Indonesia akan maju lebih dini, yakni mulai Oktober.
BMKG memprakirakan, sebagian wilayah Indonesia yang akan memasuki periode musim hujan mulai Oktober ini.
Baca Juga: Waspada! BMKG: Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Sabtu Ini
Lebih rincinya, berikut wilayah yang sudah memasuki musim hujan Otober 2021, meliputi:
Sedangkan beberapa wilayah Indonesia lain yang baru akan memasuki musim hujan pada November hingga Desember 2021 secara bertahap dalam waktu yang tidak bersamaan.
"Secara umum, sampai dengan bulan November 2021 nanti diprakirakan 87,7 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Kemudian pada akhir bulan Desember 2021, BMKG memprakirakan 96,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan," dikutip dari rilisan resmi BMKG pada Sabtu (23/10/2021).
Sementara, pada Oktober ini bagi beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang sedang mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.
Pada periode peralihan musim tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang.
Meskipun periodenya singkat, tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Untuk keseluruhan, BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih waspada lagi pada periode puncak musim hujan yang diprediksi akan dominan terjadi bulan Januari dan Februari 2022.
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem La Nina, Bagaimana Masyarakat Menghadapinya?
Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan diperkirakan terjadi akhir tahun 2021 hingga Februari 2022 akibat La Nina.
Mantan rektor UGM itu juga mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi, yakni angin kencang hingga banjir bandang.
Dwikorita mengatakan, La Nina lemah yang terdeteksi pada Oktober 2021. Lalu, diprakirakan menguat pada November dan Desember dan menjadi La Nina moderat pada akhir 2021 hingga Februari 2022.
Dwikorita memaparkan, sebagaimana yang terjadi pada akhir tahun lalu, fenomena La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometerologi di wilayah Indonesia.
"Ini tentunya dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," katanya.
"Hal tersebut perlu disikapi dengan tepat oleh segenap masyarakat, terlebih para petani, sehingga kondisi hujan yang berlebih tidak menimbulkan kerugian bagi pertanian," tambahnya.
Baca Juga: BMKG: Waspada Fenomena La Nina November Hingga Februari
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.