JAKARTA, KOMPAS.TV – Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyiapkan empat pola penanganan sampah pada musim hujan. Pola tersebut disesuaikan dengan situasi hujan dan volume air.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarat Asep Kuswanto mengatakan, meski baru memasuki awal musim hujan, pihaknya telah menyiapkan empat pola penanganan sampah yaitu, mode normal, mode awas, mode tergenang, dan mode rehabilitasi.
”Mode normal pada awal musim hujan, mode awas untuk siaga banjir seperti tingginya muka air (Bendung) Katulampa dan tingginya intensitas curah hujan, mode tergenang ketika tanggap darurat banjir yang ditetapkan statusnya oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan terakhir, mode rehabilitasi setelah terjadinya genangan banjir,” paparnya melalui keterangan tertulis, Selasa (19/10/2021).
Menurut Asep, banyak kemungkinan faktor yang menyebabkan tingginya debit air. Bukan hanya sampah akibat hujan di wilayah DKI, tetapi juga kemungkinan serupa di kawasan hulu.
Untuk melaksanakan pola penanganan sampah itu, Dinas LH DKI Jakarta menyiagakan 8.945 personel. Mereka terlibat sebagai satgas penanganan sampah di musim hujan.
Baca Juga: Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Jakarta Segera Bersihkan Sungai
Sejumlah peralatan pendukung juga disiapkan, yaitu terdiri dari 1.543 unit angkutan sampah, 118 unit alat berat, 47 unit road sweeper, dan 50 set kubus apung perahu pontoon.
Ada sejumlah titik lokasi yang diidentifikasi terdapat timbulan sampah cukup banyak ketika memasuki musim hujan terutama di Kali Ciliwung.
Beberapa lokasi yang dimaksud diawali dari ruas Kali Ciliwung Jagakarsa menuju Kali Ciliwung jembatan TB Simatupang, Kali Ciliwung Kalibata, Kali Ciliwung Kampung Pulo, Kali Ciliwung Manggarai, Kali Ciliwung BKB Petamburan, Kali Ciliwung Season City, dan terakhir Kali Ciliwung BKB Kalijodo menuju muara.
Termasuk, yang juga menjadi perhatian adalah sepanjang aliran Kali Pesanggarahan, Kali Baru Barat, dan Kali Baru Timur.
Asep menyebutkan, Pasukan Orange DLH UPK Badan Air terus melakukan antisipasi dan memastikan agar tidak ada sampah yang menyumbat kali, saluran penghubung, dan pintu-pintu air.
”UPK Badan Air juga sudah melakukan antisipasi pembersihan sampah di sepanjang saluran penghubung dan pintu-pintu air. Kemudian terdapat petugas untuk memantau perkembangan situasi di setiap lokasi rawan tumpukan sampah saat terjadi banjir kiriman,” katanya.
Adapun secara terpisah, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, Bina Marga yang juga salah satu dinas yang berperan dalam pengendalian banjir memastikan infrastruktur pengendalian banjir beroperasi dalam kapasitas optimal.
Untuk tali-tali air yang menjadi kewenangan Bina Marga, dilakukan pembersihan aliran air dari jalan ke saluran pada kondisi normal (rutin) dan banjir (musim hujan).
Dinas ini melakukan monitoring sedimentasi, pengerukan dan pembersihan serta penanganan sebelum, saat, dan setelah genangan.
Juga memastikan pompa terowongan bekerja saat cuaca cerah maupun hujan. Di seluruh DKI Jakarta ada 16 titik underpass dengan 67 pompa air.
”Semua pompa kita pastikan bekerja,” kata Hari, seperti dikutip dari Kompas.id.
Baca Juga: Antisipasi Banjir, 8.000 Petugas PPSU dan PJLP Jakarta Diterjukan dalam Misi Pembersihan Sampah
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.