JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Abang Baginda Muhammad Mahfuz menyatakan istilah kader “banteng dan celeng” merupakan ungkapan lama di PDIP.
Dia merasa heran, karena istilah tersebut menjadi polemik pasca ada kader yang mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
“Saya juga heran kenapa jadi polemik. Padahal kalau di PDIP ini ikan istilah lama,” tegas Baginda, saat menjadi narasumber di program Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (14/10/2021).
Dia menjelaskan istilah banteng dan celeng, kerap muncul terutama menjelang momentum-momentum elektoral.
Menurutnya istilah banteng itu muncul untuk menyebut kader PDIP yang mematuhi perintah atau arahan partai.
Baca Juga: Ganjar Respon Soal Kader Celeng: Kita Tetep Banteng!
“Jadi banteng itu lebih kepada istilah kita bagi kader partai yang tegak lurus. Bagi kader partai yang patuh,” tegas Abang Baginda.
Sedangkan, menurutnya “celeng” untuk menyebut kader partai politik tidak taat dengan perintah partai.
“Itu tidak kita anggap sebagai banteng, tetapi celeng,” katanya.
Mengapa PDIP menggunakan istilah tersebut? Menurut Abang Baginda banteng merupakan hewan yang punya karakter berkumpul dan tetap berada di dalam barisan.
Baca Juga: PKB: Semoga Banteng dan Celeng Tak Jadi Pembelahan Sosial Baru Berskala Nasional
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.