JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menanggapi peristiwa hilangnya patung Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) di Markas Kostrad.
Diorama ketiga tokoh nasional penumpasan G30S/PKI itu tadinya terpajang di museum Markas Kostrad. Namun, kini patung ketiga tokoh tersebut sudah dihilangkan.
Baca Juga: Saat Patung Sejumlah Tokoh Diambil dari Museum, Letjen Dudung Mengaku Tak Bisa Menolak
Menurut Fadli, itu adalah sebuah kesalahan fatal dari sebuah kebijakan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman.
"Tidak bisa benda museum seenaknya diangkut atas permintaan seseorang. Apalagi menyangkut tonggak sejarah penting bangsa kita. Ini kesalahan yang fatal," cuit Fadli dalam akun Twitter pribadinya, @fadlizon, yang dikutip Kompas TV, Selasa (28/9/2021).
Politikus Partai Gerindra itu menilai tindakan Pangkostrad Letjen Dudung itu selalu memantik kontroversi. Fadli menyebutkan, sebelumnya Dudung melibatkan aparat TNI untuk menurunkan baliho, kini menghilangkan patung.
"Setelah baliho, kini patung," ujarnya.
Sebelumnya, Dudung menegaskan bahwa hilangnya patung tokoh nasional G30S/PKI di Markas Kostrad tidak ada kaitannya dengan penyusupan paham komunisme di tubuh TNI.
Dia menekankan bahwa patung diorama yang dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012) itu diambil kembali oleh penggagasnya.
Adapun patung yang dimaksud yakni patung Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD).
"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini," kata Dudung dalam keterangan resminya, yang dikutip Selasa (28/9/2021).
Baca Juga: Letjen Dudung Sebut Mantan Pangkostrad Ambil Patung Soeharto-AH Nasution karena Takut Dosa
Menurut Dudung, alasan AY Nasution mengambil kembali patung tersebut adalah terkait keyakinan yang dianutnya.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya," ujarnya.
Sebab itu, Dudung mengaku tidak dapat menolak permintaan dari yang bersangkutan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.