JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini meminta pemerintah untuk melakukan revitalisasi di sektor pertanian dengan menerbitkan kebijakan yang pro petani.
Politikus PKB itu mewanti-wanti pemerintah agar lebih serius bekerja mengatasi isu-isu krusial di sektor pertanian.
"Semakin tahun, lahan pertanian kita jelas semakin susut, kebijakan impor komoditas pangan masih dominan, dan mekanisme pasar makin tidak terkontrol. Jika tidak dilakukan evaluasi dan revitalisasi secara menyeluruh, nasib petani kita akan makin mengenaskan," kata Anggia dalam keterangan tertulis kepada Kompas TV, Jumat (24/9/2021).
Baca Juga: Pemerintah Dorong Akses KUR dan Regenerasi Petani Milenial
Menurut dia, sejumlah isu sektor pangan yang mencuat belakangan ini, seperti mahalnya harga pakan ternak dan kebijakan impor komoditas pangan yang masih cukup tinggi.
Bahkan, adanya perbedaan persepsi terkait stok jagung antara Kementan dan Kemendag, menunjukkan belum adanya sinergi kebijakan pemerintah di sektor pangan.
"Tantangan pertanian sekaligus nasib petani kita benar-benar dipertaruhkan. Revitalisasi kebijakan sektor pertanian mutlak harus dilakukan agar kondisi petani kita tidak makin memburuk," ujarnya.
Selain itu, sebagai negara agraris, Indonesia mestinya belajar dari negara-negara yang mampu mengoptimalkan potensi pertaniannya menjadi sektor unggulan.
"Di Asia Tenggara ada Thailand dan Vietnam yang makin berjaya pertaniannya, bahkan mengalahkan kita meskipun luasan lahan dan kekayaan alamnya jauh di bawah kita. Malu kita menjadi negara agraris tapi lemah dalam pengelolaannya," katanya.
Baca Juga: Akibat Curah Hujan Tinggi Petani Tembakau Di Kediri Terancam Gagal Panen
Ia menambahkan, dengan negara mempedulikan petani, maka perekonomian Indonesia akan aman dari serangan krisis apapun.
"Kontribusi petani kita itu riil terhadap ketahanan pangan dan ekonomi kita. Mestinya kita harus lebih serius lagi membenahi kelemahan di sana-sini. Sudah saatnya kita menata pertanian kita tidak lagi sebagai business as usual, tapi sebagai bagian dari potensi kongkrit dan trigger utama penggerak kemajuan bangsa," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.