JAKARTA, KOMPAS.TV - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menambah mobil pemadam untuk mengatasi api yang melalap toko swalayan Cahaya Cilandak.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan Satriadi Gunawan menjelaskan, saat ini sudah 25 unit pemadam dan 120 personel yang dikerahkan untuk mengatasi kobaran api.
Sebelumnya, sebanyak 19 unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengatasi si jago merah yang dilaporkan membara pukul 19.00 WIB, Selasa (21/9/2021).
Selain itu, mobil Bronto Skylift juga didatangkan untuk membantu proses pemadaman.
Baca Juga: Toko Swalayan Cahaya Cilandak Kebakaran, 19 Damkar Dikerahkan Padamkan Api
Menurut Satriadi, hambatan pemadaman api yakni sulitnya mendapat sumber air.
Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan pihak Marinir untuk mendapat sumber air dan petugas akhirnya menyedot air dari kolam renang di Markas Korps Marinir Cilandak.
"Alhamdulillh kita sudah koordinasi sama Marinir. Kebetulan ada kolam Marinir jadi kita dapat bantuan dari kolam renang Marinir untuk back up sumber air," ujar Satriadi di lokasi kebakaran, Selasa (21/9/2021) seperti dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut Satriadi menjelaskan, saat ini api sudah dilokalisir agar tidak merambat ke pemukiman warga. Namun, api sempat menjalar hingga menghanguskan bangunan sekitar toko swalayan.
Baca Juga: Polda Metro: Tak Tertutup Kemungkinan Ada Tersangka Baru Kasus Kebakaran Lapas Tangerang
"Untuk perambatan kanan kiri permukiman alhamdulillah sudah kita lokalisir, tidak ada perambatan ke permukiman yang di belakang," ujar Satriadi.
Terkait penyebab kebakaran, Satriadi menyatakan, pihaknya masih masih fokus melakukan pemadaman api.
Investigasi penyebab kebakaran toko swalayan Cahaya Cilandak akan dilakukan setelah api berhasil dipadamkan.
Baca Juga: Tiga Petugas Lapas Jadi Tersangka Kebakaran, Kemenkumham Serahkan Proses Hukum ke Polisi
"Titik api kita lagi proses investigasi, sekarang proses pemadaman dulu. Setelah pemadaman, nanti baru kita tahu titik api dari mana," ujar Satriadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.