JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim penghujan akan tiba lebih awal pada akhir tahun ini.
Menanggapi laporan BMKG tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) pun mengeluarkan sejumlah langkah antisipasi untuk menekan dampak musim penghujan terhadap hasil produksi bahan pangan.
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, salah satu langkah yang bakal diambil yakni pemetaan wilayah produksi pangan pokok yang rawan banjir.
"Kemudian, akan disiapkan pula early warning system (EWS) untuk pemantauan rutinan, bersamaan dengan terus dipantaunya laporan BMKG," kata Harvick dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (20/9/2021).
Baca Juga: Dialihkan Jadi Perumahan dan Dijual, Lahan Pertanian di Palu Menyusut
Di samping itu, Kementan juga akan melakukan penyediaan bantuan benih gratis bagi petani, maksimal 20 hari setelah banjir terjadi.
Tak lupa, Harvick menambahkan, Brigade La Nina pun akan dibentuk untuk membantu petani dalam menghadapi tantangan cuaca.
Seperti membantu persiapan pompanisasi in-out dari sawah, termasuk rehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kuarter.
"Kami juga akan melakukan sosialisasi penggunaan benih padi tahan genangan, seperti Inpara 1 sampai 20, Inpari 29 dan 30, Ciherang Sub 1, Inpari 42 Agritan, serta varietas unggul lokal lainnya," jelas Harvick.
Baca Juga: Wapres Sebut Pertanian Tulang Punggung Ekonomi Saat Pandemi, Kesejahteraan Petani Masih Jadi PR
Harvick menuturkan, selain langkah-langkah antisipasi yang bersifat teknis tersebut, Kementan bakal menyiapkan pula bantuan permodalan berupa asuransi usaha tani padi (AUTP).
"Kami akan sosialisasikan (bantuan) ini sambil terus memantau ketersediaan pangan pokok strategis di setiap daerah," terang Harvick.
Adapun, menurut Harvick, pasokan komoditas pangan saat ini terbilang cukup aman. Meskipun terdapat beberapa provinsi yang mengalami defisit pasokan pangan.
Untuk mengantisipasinya, Kementan pun memberikan stimulus bantuan biaya pengiriman pasokan pangan dari wilayah surplus ke wilayah defisit.
Baca Juga: Hadapi Pertanian Era 4.0, Jokowi Ajak Petani Jadi Smart Farming
"Juga mengaktifkan Toko Tani Indonesia untuk membantu pemasaran seluruh produk pertanian oleh petani," sambung Harvick.
Sebagai informasi, hingga akhir pekan kedua September 2021, Kementan mencatat stok beras masih ada sebanyak 7,62 juta ton, jagung 2,3 juta ton, cabai besar 16.000 ton, cabai rawit 17.000 ton, dan bawang merah 35.000 ton.
Menurut laporan BMKG, musim penghujan tercatat sudah masuk ke wilayah Sumatera pada pertengahan September ini.
BMKG juga melaporkan, Oktober 2021 akan menjadi awal masuk masuk musim penghujan di wilayah Jawa dan Kalimantan.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.