Meski demikian, secara umum di tingkat nasional terjadi penurunan Kasus Aktif di daerah luar Jawa Bali, yaitu di wilayah Sumatera (-48,41%), Nusa Tenggara (-71,20%), Kalimantan (-60,25%), Maluku-Papua-Papua Barat (-29,26%).
Khusus Provinsi Papua, per 3 September 2021, jumlah kasus aktif kumulatif dari tahun lalu adalah 32.568 kasus (share nasional 0,79%), sedangkan kasus aktif seminggu terakhir adalah 12.378 kasus (38%).
Kalau untuk persentase kumulatif dari awal pandemi sampai 3 September 2021, Airlangga menyebut tingkat kesembuhan 19.832 kasus (60,9%), dan tingkat kematian 358 kasus (1,10%).
Lebih lanjut, Airlangga meminta agar jumlah testing masih harus ditingkatkan terutama di Kabupaten Supiori dan Mamberamo Tengah, mengingat Positivity Rate di dua daerah tersebut dinilai masih cukup tinggi.
Baca Juga: POBSI Jateng Targetkan Juara Umum di PON Papua
Sementara itu, jika dilihat dari Zonasi Risiko, Provinsi Papua termasuk dalam Zonasi Risiko Sedang (Zona Oranye).
Dia menjelaskan terdapat 15 Kab/Kota dengan Risiko Rendah (Zona Hijau), 14 Kab/Kota dengan Risiko Sedang (Zona Oranye).
Di sisi lain, Airlangga menyebut BOR Provinsi Papua yaitu 36%, di atas BOR Nasional (22%).
Sejumlah Kab/Kota BOR masih berada di atas 50%, terutama di Lanny Jaya dan Mappi (100%), Mimika, Tolikara, Boven Digul, Jayawijaya (>50%).
Sementara terkait capaian vaksinasi, dia mengatakan, per 2 September 2021, penyuntikan Dosis-1 di Papua sebesar 18,03% (masih di bawah capaian nasional 31,32%).
“Untuk 5 Kab/Kota yang terkait penyelenggaraan PON, minimal sudah harus 70% Dosis-1 sebelum PON dimulai, dan Dosis-2 akan segera kita kejar. Arahan Bapak Presiden Jokowi, penonton yang belum vaksin tidak boleh masuk mengikuti PON. Karena itu masyarakat harus siap untuk divaksin segera,” tegasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.