JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sempat kolaps atau kewalahan menangani pasien akibat ledakan Covid-19 sepanjang Juli 2021 lalu.
Anies menyebut, jumlah pasien yang mesti dirawat ketika itu melebihi kapasitas tempat perawatan. Warga yang sakit terus berdatangan, meski fasilitas kesehatan telah penuh dengan pasien.
Padahal, saat itu Pemprov DKI Jakarta telah menambah kapasitas rumah sakit dari 6.000 tempat tidur menjadi 11 ribu tempat tidur.
“Kapasitas kesehatan kita bukannya tidak ada batas, jelas ada batasnya. Bila batas itu terlewati, maka kapasitas kesehatan kita kolaps, jumlah yang harus dirawat lebih banyak dari jumlah tempat tidur dan kamar untuk perawatan," ujar Anies pada Sabtu (15/8/2021), dilansir dari ANTARA.
Baca Juga: Kabar Baik! Anies Baswedan Sampaikan Kasus Aktif Covid-19 Kini Dibawah 10 Ribu
Pada ledakan gelombang kedua Covid-19 bulan Juli 2021, Jakarta sempat mencatat 14.000 kasus Covid-19 per hari.
Lalu, kasus harian sempat stabil di angka sekitar 12.000 sehari. Sementara, jumlah kasus aktif di puncak ledakan Covid-19 pada 16 Juli 2021 lalu mencapai 113.000 kasus.
"Pada saat kita berkejaran dengan penambahan kasus baru, ini pentingnya menahan kasus baru dan kasus aktif,” katanya.
Walau sempat krisis, Jakarta berhasil melewati ledakan Covid-19 gelombang kedua. Anies menyebut, hal ini berkat kebijakan, seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM level 4.
"Kini alhamdulilah beban kapasitas kesehatan kita sudah turun di mana keterisian tempat tidur di seluruh rumah sakit di Jakarta hanya 33 persen saja, sementara keterisian tempat tidur di ruang ICU 59 persen," kata Anies.
Hasil pantauan data rumah sakit, saat puncak kasus Covid-19 bulan lalu, keterisian tempat tidur rumah sakit di Jakarta memang melampaui angka 90 persen.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.