JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat penerbangan Alvin Lie buka suara terkait pergantian warna pesawat Kepresidenan atau BBJ-2.
Bukan masalah warna dari biru ke merah, namun Alvin mengkritik langkah pemerintah mengecat ulang pesawat kepresidenan saat Indonesia masih dilanda pandemi corona.
“Waktunya ketika menghadapi pandemi dan ketika negara menghadapi krisis yang sedemikian besarnya. Cat pesawat bukan hal mendesak dan tidak terkait keselamatan penerbangan pesawat, kalau kita tidak dalam kondisi krisis saya juga diam saja, gak masalah dengan hal-hal seperti itu,”tegas Alvin dalam wawancara bersama jurnalis KompasTV.
Langkah ini dinilai tak ada urgensi dan tak memiliki sense of crisis.
Alvin pun mempertanyakan kebijakan fokus anggaran Menteri Keuangan.
Apalagi di tengah pandemi, Alvin dengan tegas meminta pemerintah terbuka terkait biaya pengecatan ulang pesawat.
"Hari gini masih saja foya-foya ubah warna pesawat Kepresidenan. Biaya cat ulang pesawat setara B737 berkisar antara US$ 100 ribu sampai dengan US$ 150 ribu. Sekitar Rp 1,4 miliar sampai dengan Rp 2,1 miliar," tulis Alvin lie dalam unggahannya di Twitter.
Sebelumnya Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, dalam keterangan tertulis menjelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN.
Begitu pun dengan proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri.
Menurut Heru secara tidak langsung, pengecatan pesawat Kepresidenan turut mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi.
Video Editor: Rengga
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.