JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi menangkap sepuluh remaja yang diduga akan mengikuti unjuk rasa “Jokowi End Game” di depan istana dan patung kuda.
Sepuluh orang itu ditangkap polisi dari unit reserse kriminal Polres Metro Jakarta Pusat di dua lokasi berbeda di Jakarta pusat, Sabtu siang.
Dua lokasi tersebut yakni kawasan Masjid Istiqlal dan Jalan Juanda Sawah Besar, Jakarta Pusat. Para remaja yang ditangkap tersebut langsung digeledah serta langsung di periksa oleh pihak kepolisian.
Pihak kepolisian juga memeriksa chat di telepon remaja dan menemukan ajakan untuk melakukan unjuk rasa.
Salah satu remaja tersebut mengaku diajak oleh temannya, dirinya berangkat untuk melakukan unjuk rasa namun ia mengaku akan pulang ke rumah dikarenakan unjuk rasanya batal.
Sebelumnya polisi menjaga sejumlah titik lokasi di Jakarta sejak pagi mengantisipasi unjuk rasa yang disebut akan berlangsung hari ini.
Penjagaan dilakukan polisi di jalan yang menuju ke istana dari arah Glodok, Jakarta Barat.
Kawat berduri juga telah disiapkan untuk menjaga agar peserta aksi tak mendekat ke istana.
Sejumlah jalan hari ini juga ditutup khusunya yang mengarah ke istana.
Ada 3.385 petugas gabungan yang berjaga untuk mengantisipasi demo.
Para petugas yang terdiri polisi, TNI, dan Satpol PP ini berjaga di kawasan monas menuju istana negara.
Kabar unjuk rasa ini sebelumnya beredar luas di media sosial.
Unjuk rasa menolak PPKM yang digaungkan di medsos sebagai aksi demo “Jokowi End Game” dikritik pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Yunarto Wijaya mengatakan menyampaikan kritik itu normal saja dengan melakukan demo dengan catatan dalam keadaan kondisi tidak sedang menghadapi pandemi.
Saat ini menuturutnya melanggar hukum jika demo turun ke jalan dan berkerumun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.