KOMPAS.TV - Setelah sempat menjadi polemik, Anggota DPR Komisi IX dari Fraksi PAN, Daulay Saleh mengklarifikasi pernyataannya yang disampaikan dalam rapat Komisi IX DPR kemarin terkait permintaan ICU khusus anggota dewan.
Saleh menjelaskan bahwa dalam rapat Komisi IX dengan Menteri Kesehatan. Ia mengungkapkan cerita perihal keluarganya yang meninggal dunia karena tidak mendapatkan ICU.
Saleh ingin seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapat ruang perawatan yang diperlukan.
Permintaan agar jangan sampai ada anggota DPR yang tidak bisa mendapat perawatan di ruang ICU atau IGD disampaikan anggota Komisi IX dari Fraksi PAN, Saleh Daulay saat rapat kerja dengan Menteri Kesehatan selasa 13 Juli kemarin.
Pernyataan Saleh merujuk pada kasus meninggalnya salah satu anggota DPR akibat terpapar covid, namun sulit masuk ke rumah sakit.
Kecamanpun langsung berdatangan. Salah satunya dari lembaga pemantau parlemen, yaitu Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia atau Formappi.
Menurut Peneliti Formappi, permintaan Saleh Daulay soal ICU sebagai sesuatu yang konyol dan berlebihan. Formappi menilai pemberian ruang ICU tidak pernah berdasarkan latar belakang anggota DPR.
Terkait sulitnya mendapat ruang perawatan di rumah sakit bagi pasien covid, anggota DPR Komisi IX dari fraksi PDI-P, Muchamad Nabil Harun menyebut kesulitan mendapatkan ICU di rumah sakit bagi anggota DPR dianggap sebagai contoh fenomena memprihantinkan.
Pemerintah diharapkan bisa menambah jumlah tempat tidur untuk merawat pasien covid.
Ketersediaan tempat perawatan di rumah sakit memang tengah menipis, akibat lonjakan kasus covid. Di sejumlah daerah, angka keterisian ruang rawat atau BOR, bahkan sudah ada yang mencapai 95%.
Memang sudah menjadi tugas pemerintah menyediakan ruang perawatan bagi pasien covid, namun bukan berarti ada pejabat yang harus mendapat keistimewaan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.