JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD angkat bicara perihal Indonesia yang sempat memberikan bantuan tabung oksigen kepada India pada awal Mei lalu.
Mahfud menuturkan dalam dunia internasional kalau ada suatu negara terkena musibah lalu Indonesia turut membantu itu adalah hal yang wajar.
"Terkait dengan isu pemberian bantuan oksigen dari Indonesia ke India pada bulan Mei yang lalu, saya kira kalau kita membaca pemberitaan membaca sejarah tentang hubungan antarnegara itu tidak menjadi masalah," kata Mahfud dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Menko Polhukam, Jumat (9/7/2021).
Selain itu, Mahfud menjelaskan bahwa pada saat itu kasus Covid-19 di Indonesia belum melonjak seperti sekarang, sehingga jumlah oksigen di tanah air dapat dikatakan masih banyak.
"Pada waktu itu kan bantunya awal Mei ketika tingkat kesembuhan di tempat kita itu hampir selalu lebih tinggi dari terinfeksi, sehingga saat itu oksigen masih sangat banyak," ujar dia.
Baca Juga: Pemkab Pekalongan Bentuk Satgas Oksigen
Sementara pada kondisi Covid-19 di India pada Mei lalu sangat parah, sehingga menurut Mahfud wajar jika pemerintah berinisiatif memberi bantuan.
Terlebih Indonesia juga sering menerima bantuan dari negara-negara lain saat tengah mengalami musibah.
"Negara-negara itu punya program kemanusiaan, bantuan, obat, makanan, itu sudah biasa," tegasnya.
Lebih lanjut, Mahfud memaparkan bahwa saat terjadi lonjakan Covid-19 seperti sekarang, Indonesia juga telah menerima berbagai bantuan dari internasional mulai dari vaksin hingga oksigen.
"Jangan hanya menghitung kita sudah mengeluarkan yang kita butuh, kita juga dibantu, pada saat kita membantu itu dulu Indonesia tidak sedang mengalami eksponensial seperti sekarang ini," jelas Mahfud.
Baca Juga: Menko Luhut B Pandjaitan: Sebanyak 10.000 Tabung Oksigen Konsentrator Telah Dipesan dari Singapura
Seperti diketahui, saat ini di beberapa wilayah di Indonesia tengah mengalami kelangkaan oksigen medis, seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di tanah air yang terus meningkat.
Sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan oksigen, pemerintah mengaku bakal membuka peluang impor.
Namun hal itu mendapatkan kritikan dari Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Mulyanto.
"Impor itu ibarat “perceraian” dalam rumah tangga. Tidak diharamkan namun dibenci. Tidak boleh sembarangkan dibuka kecuali darurat dan sangat memaksa," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).
Baca Juga: Luhut: Bantuan Alat Kesehatan dari Singapura Tiba di Indonesia Hari Ini
Menurut dia, yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan analisis permintaan dan persediaan yang akurat dan mengoptimalkan produk domestik.
"Jangan belum apa-apa sudah membuka opsi impor. Kebijakan seperti ini memang ditunggu-tunggu mafia impor," ucapnya.
Mulyanto kemudian menyinggung terkait Indonesia yang sebelumnya sempat mengekspor tabung oksigen ke India beberapa waktu lalu.
"Kemarin sudah bagus kita mengirim gas oksigen ke India. Masak sekarang kita ingin impor. Padahal bibir kita belum kering benar membahas masalah itu," tegas dia.
Baca Juga: Politikus PKS di DPR Kurang Sreg dengan Opsi Impor Tabung Oksigen
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.