JAKARTA, KOMPAS.TV- Tanggal 25 Juni setiap tahunnya, komunitas maritim internasional selalu memperingati Hari Pelaut Sedunia. Pada tahun ini, peringatan mengambil tema “Seafarers: At the core of shipping’s future”.
Di Indonesia, tak dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dan laut telah menjadi rumah kedua bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Namun kesadaran sebagai masyarakat bahari dalam beberapa dekade telah meluntur, hingga munculnya kesadaran bahwa Indonesia adalah negara maritim dan laut menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia kini dan masa yang akan datang.
Sama halnya dengan tahun lalu, pada tahun 2021 ini, peringatan Hari Pelaut Sedunia khususnya di Indonesia juga dilakukan masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Salah satu perhatian yang dilakukan pemerintah lewat Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut-nya adalah merekomendasikan negara anggota ASEAN untuk mendukung dan memfasilitasi penggantian awak dan pemulangan pelaut, dan pentingnya memasukkan pelaut dalam program vaksinasi nasional.
“Termasuk dengan memungkinkan pemberangkatan dan pendaratan dan mempercepat upaya perjalanan dan repatriasi serta memastikan akses ke perawatan medis,” ujar Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Yudhonur Setyaji.
Baca Juga: Empat Tahun Sendirian di Atas Kapal yang Kandas, Pelaut Ini Akhirnya Bisa Pulang
Melansir laman dephub.go.id, Kamis (24/6/2021), Yudho mengungkapkan Indonesia sudah melaksanakan vaksinasi pelaut yang dimulai lebih awal di Bali, di mana Gubernur Bali Wayan Koster mengimbau para pelaut Bali untuk mendaftar ke Pemerintah atau melalui serikat pelaut Indonesia secara gratis untuk dimasukkan ke dalam daftar vaksin prioritas tahap III dari total target sebanyak 15.000 pelaut pada akhir 2021.
Adapun hingga 6 Mei 2021, sebanyak 8.123 vaksinasi telah diberikan, di mana total 1.487 orang sudah mendapatkan suntikan dosis kedua sehingga pelaut yang mengikuti program pertama sudah divaksinasi lengkap.
Program ini pun terus berjalan menyesuaikan kebutuhan para pelaut dan pelaksanaannya harus tuntas dan menjangkau seluruh pelaut aktif.
“Jangan sampai profesi ini menjadi riskan terpapar Virus SarsCov-2 atau justru menjadi klaster baru, seperti halnya yang terjadi akhir Mei lalu, 13 dari 20 ABK Philipina kapal barang MV Hilma Bulker yang berlabuh di Cilacap membawa gula revinasi dari India, dari pemeriksaan diketahui positif Covid B1617.2. Saat mereka menjalani isolasi, menulari 47 tenaga kesehatan yang merawatnya di RSUD Cilacap,” paparnya.
Di level internasional, dalam pertemuan ke-103 the Maritime Safety Committee, Indonesia mendukung draf resolusi terhadap Rekomendasi untuk Memprioritaskan Program Vaksinasi bagi Pelaut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.