JAKARTA, KOMPAS.TV- Hari ini, Selasa (22/6/2021) hujan dengan berbagai intensitas diperkirakan turun di sejumlah lokasi di Indonesia.
Berlangsung sudah sepekan terakhir, seharusnya hujan sudah tidak turun di bulan Juni seperti saat ini.
Lalu, apa yang menyebabkan hujan masih turun, meski saat kemarau?
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Supari mengatakan hujan tidak hanya masih turun di Pulau Jawa, namun di banyak wilayah Indonesia barat dan tengah.
Baca Juga: Peringatan BMKG 21 Juni 2021, Awas, Gelombang Tinggi Capai 4 Meter di Samudra Hindia Selatan Banten
Setidaknya ada 2 hal yang mendasari hujan di bulan Juni ini.
"Data aliran udara lembab menunjukkan bahwa sumber uap air yang menjadi sumber kejadian hujan ini dari Samudera Hindia, dan diduga terkait dengan gejala IOD negatif yang saat ini berkembang di Indian Ocean," kata Supari, Senin (21/6/2021).
Alasan selanjutnya, kata dia adalah adanya gangguan gelombang atmosfer yang terjadi secara bersamaan.
"Secara bersamaan, sedang terjadi gangguan gelombang atmosfer yaitu equatorial rossby wave yang juga berkontribusi meningkatkan potensi hujan di wilayah Indonesia," ujar Supani seperti dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut Supari mengungkapkan, bahwa terkait kapan hujan yang turun di musim kemarau ini berakhir, ia menjawab bahwa semua tergantung dari masa berlangsung kedua alasan yang melatarbelakanginya.
"Untuk sebab aliran udara lembab, itu bisa bertahan lama fenomenanya sehingga dapat menyebabkan kondisi hujan di atas normal beberapa dasarian," ucap Supari.
Baca Juga: Waspada! Awal Pekan, Senin 21 Juni 2021, BMKG: 23 Wilayah di Indonesia Bakal Hujan Lebat
"Sedangkan untuk sebab gangguan gelombang atmosfer umumnya hanya berkisar satu mingguan," lanjut dia.
Di akhir penjelasannya, Supari memperkirakan hujan semacam yang terjadi sekarang masih akan terus berlangsung hingga akhir bulan ini.
"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka diperkirakan hingga akhir Juni masih terjadi hujan-hujan seperti itu," tandanya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya BMKG pernah memprediksi musim kemarau tahun ini di mulai pada April lalu.
Perkiraan itu didasarkan pada prediksi waktu terjadinya fenomena peralihan angin monsun, dari monsun barat ke monsun timur, pada akhir Maret 2021.
Baca Juga: Waspada! Info Cuaca BMKG Sabtu 19 Juni 2021: Jateng dan Jatim Kompak Bakal Turun Hujan Lebat
"BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan terjadi pada akhir Maret 2021 dan setelah itu Monsun Australia akan mulai aktif. Karena itu, musim kemarau 2021 diprediksi akan mulai terjadi pada April 2021," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat itu, (27/3/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.