JAKARTA, KOMPAS.TV- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menilai kenaikan angka kasus positif Covid-19 berhasil ditekan. Pasalnya kenaikan angka kasus aktif setelah libur Lebaran tidak lebih dari 10.000.
“Angka kasus positif Covid-19 di angka 6.000, artinya dalam kasus positif bisa terkendali karena kita menekan, tidak sampai lebih dari Rp10.000, bahkan akan kita tekan sampai angka yang paling bawah,” kata Marsekal Hadi Tjahjanto, Senin (7/6/2021).
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, memonitor daerah-daerah yang mengalami peningkatan seperti kabupaten Kudus dan Kabupaten Bangkalan.
Marsekal Hadi Tjahjanto menuturkan TNI, Polri, dan BNPB telah melakukan langkah dalam rangka pengendalian kasus di dua daerah tersebut.
Baca Juga: Kasus Melonjak, Tim Pemburu Covid-19 Diterjunkan Incar Pelanggar Prokes di Jakarta
“Dengan cara apa, adalah melakukan pendampingan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten untuk menggerakkan motor PPKM yang ada di bawah,” katanya.
“Karena PPKM adalah satu kunci untuk kita bisa menekan angka kasus positif seperti yang disampaikan oleh Pak Menkes tadi bahwa hulu harus kita tekan,” tambah Marsekal Hadi Tjahjanto.
Marsekal Hadi Tjahjanto menambahkan, TNI dan Polri juga melipatgandakan tracer untuk membantu para Babinsa dan Babinkamtibmas dalam melakukan tracing atau pelacakan.
“Kita kerahkan anggota TNI dan Polri di wilayah yang melaksanakan PPKM dengan penambahan personel tersebut untuk bisa melakukan kegiatan membantu kepala dinas kesehatan kabupaten,” ujarnya.
Kemudian, sambung Marsekal Hadi Tjahjanto, TNI dan Polri juga melakukan pendampingan dan perkuatan untuk pelaksanaan pemeriksaan swab PCR.
“Kita harapkan PCR tetap bisa dipertahankan jumlahnya setiap hari, bahkan setiap minggu, ataupun harus juga segera ditingkatkan,” katanya.
Baca Juga: Terus Meningkat, Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Capai 2.734 Orang, Keterisian Tempat Tidur 45,6 %
Selain itu, Marsekal Hadi Tjahjanto menambahkan TNI dan Polri juga melakukan pendampingan dalam penanganan Covid-19 di fasilitas layanan kesehatan dengan mengerahkan tenaga kesehatan.
“TNI-Polri mengerahkan tenaga kesehatan di rumah sakit untuk bisa melakukan pelayanan sehingga BOR (bed occupancy ratio) di rumah sakit itu segera bisa tertekan dan turun,” ujarnya. “Termasuk juga apakah tenaga kesehatan di masing-masing rumah sakit di setiap kabupaten kurang (maka) akan kita tambah,” tambahnya.
Panglima TNI menambahkan, TNI dan Polri juga membantu penanganan di sarana isolasi yang dibangun oleh pemerintah kabupaten dan kota.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.