Kompas TV nasional politik

Pengamat: Tidak Ada Partai Politik Ideologis di Indonesia, Sebaliknya Banyak Parpol yang Pragmatis

Kompas.tv - 31 Mei 2021, 10:25 WIB
pengamat-tidak-ada-partai-politik-ideologis-di-indonesia-sebaliknya-banyak-parpol-yang-pragmatis
Suasana Pengambilan Nomor Urut Partai Politik untuk Pemilu 2019 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (18/2/2018). Empatbelas partai politik (parpol) nasional dan empat partai politik lokal Aceh lolos verifikasi faktual untuk mengikuti Pemilu 2019. (Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

 

 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai tidak ada partai politik yang ideologis di Indonesia. Sebaliknya, Ray menuturkan partai politik lebih banyak yang menunjukan kepentingan politik pragmatis.

“Kita tahu betul bahwa di Indonesia tidak ada partai politik yang ideologis,  sebaliknya kita akan menemukan banyak partai politik yang pragmatis, sangat,” ujar Ray kepada KOMPAS TV, Senin (31/5/2021).

Untuk itu, sambung Ray, pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan partainya tidak bisa berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat karena berbeda ideologi dan DNA tidak tepat. Selain itu, Ray juga menilai pernyataan itu tidak bisa menjadi dasar PDIP-PKS dan PDIP-Partai Demokrat tidak dapat berkoalisi.

“Berdasarkan hal itu, pernyataan Pak Hasto tak serta merta dapat dimaknai kemungkinan ketertutupan koalisi PDIP-PKS dan PDIP-Demokrat di pilpres 2024 yang akan datang,” kata Ray Rangkuti.

Baca Juga: Pengamat: Koalisi Parpol Terjadi Karena Kepentingan Politik Pragmatis, Bukan Ideologi dan DNA

“Jikapun akhirnya tidak terjadi koalisi di antara mereka, bukanlah semata karena perbedaan ideologi ataupun DNA, tapi karena belum menemukan irisan kepentingan politik bersama,” tambah Ray.

Ray meyakini jika ditemukan irisan politik dan kepentingan yang sama, PDI Perjuangan tentu tidak akan malu untuk menjalin kerja sama dalam bentuk koalisi di Pilpres 2024. Ray membuktikan, PDIP bisa berkoalisi dengan PKS maupun Partai Demokrat dalam sejumlah pemilihan umum kepala daerah.

“Koalisi PDIP dan PKS ada di propinsi Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,” ujar Ray.

Sementara koalisi PDIP dengan partai Demokrat ada di daerah Dharmasaraya, Tidore, Rejang Lebong, Bandar Lampung, Mamuju, Tidore.

Baca Juga: Blak-blakan, PDIP Beberkan Alasan Tak Bisa Koalisi dengan Partai Demokrat dan PKS

Ray menambahkan, jika diperhatikan koalisi PDIP dengan PKS banyak berlangsung di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sementara koalisi PDIP dengan Partai Demokrat umumnya berlangsung di tingkat kabupaten/kota.

“Tidak jelas benar perbedaan antara kerja sama di tingkat provinsi dengan kerja sama di tingkat kabupaten/kota,” kata Ray.

“Tapi jika sekadar melihat hubungan PDIP dengan PKS dan hubungan PDIP dengan partai Demokrat maka klaim bahwa ada DNA dan ideologi antara PDIP yang berbeda dengan PKS dan Demokrat nampaknya tidak ditemukan,” tambahnya.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x