JAKARTA, KOMPAS.TV- Di tengah wabah Covid-19 dan bencana yang beruntun terjadi di tanah air, nama Doni Monardo selalu dimintai keterangan. Maklum, posisi perwira angkatan darat berpangkat letnan jenderal ini, didapuk sebagai Ketua Satuan Tugas (satgas) Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ketika pemerintah membuat kebijakan larangan mudik, Doni adalah pihak yang paling depan mendukung dan mengawal agar kebijakan ini berjakan sukses.
"Keputusan Pemerintah untuk peniadaan mudik ini bukan hanya tepat, tapi sangat tepat," kata Doni saat Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) "Jaga Keluarga, Tidak Mudik", yang digelar virtual dari Media Center Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (05/05/2021).
Tanpa lelah, lelaki kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963 ini terus menjelaskan bahaya penyebaran Covid-19 yang belum juga melandai.
Baca Juga: Doni Monardo: Pelarangan Mudik adalah Keputusan Politik Negara
Bahkan, Doni pernah merasakan rasanya isolasi mandiri saat terpapar Covid-19 seusai pulang meninjau bencana banjir di Kalimantan Selatan dan gempa bumi di Sulawesi Barat, Januari lalu.
Dia menduga terpapar saat makan bersama dan melepas masker. “Karena saat makan kita pasti lepas masker dan celah penularan terbuka. Sebaiknya saat makan, tidak ada orang lain di sekitar kita untuk mencegah tertular atau menulari. Untuk sementara, makan bisa sendiri atau terpisah dari orang lain, ” katanya, di Jakarta, Sabtu (23/1/2021).
Namun, sebagai prajurit Korps Pasukan Khusus (Koppasus) yang kenyang dengan penugasan di wilayah konflik, Doni tak pantang mundur meski terpapar Covid-19 dan dua jabatan berat berada di pundaknya.
Justeru dia semakin tertantang. Terbukti, saat 20 hari isolasi mandiri, mantan Dan Grup A Paspampres, ini dia tetap memantau wilayah yang terkena bencana alam atau non-alam (Covid-19).
Bahkan, pernah dari ruang isolasi mandiri dia memimpin Rapat Pelaksanaan Desa Tangguh Covid-19 dan Pembentukan Posko Tangguh Covid-19 di tingkat Kelurahan/Desa dan tingkat Kecamatan via Zoom.
Baca Juga: 18,9 Juta Orang Masih Ingin Mudik, Doni Monardo: Mari Bersabar Menahan Diri
Kini, tugas yang harus dia selesaikan dengan baik adalah memantau dan memastikan arus pergerakan orang menjelang dan setelah lebaran bisa dikendalikan. Tujuannya, agar angka yang terpapar semakin berkurang.
Doni berkaca pada lebaran tahun lalu, meski sudah dilarang mudik, namun angka yang terpapar justeru naik. "Berkaca pada perjalanan kita sudah setahun lebih menghadapi Covid-19, setiap libur panjang pasti akan diikuti dengan kenaikan kasus aktif dan diikuti dengan bertambahnya angka kematian," jelas dia.
Angka peningkatanya bervariasi antara 46 persen sampai dengan 75 persen angka kematian. Sedangkan peningkatan angka kasus aktif dari 70 persen hingga 119 persen.
"Ini sangat tinggi sekali. Setiap habis libur panjang diikuti dengan kenaikan kasus aktif," ujar Wakil Komando Satuan Tugas untuk pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia pada 2011 silam ini.
Baca Juga: Pesan Doni Monardo Kepada Masyarakat: Lebih Baik Lelah Sekarang daripada Lelah Setelah Lebaran
Kini tugas Letjen Doni dan pasukannya berhadapan dengan musuh yang tak kasat mata namun mematikan." Lawan kita virus, ini tak kelihatan. Setiap warna negara wajib membela negara," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.