JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, ada 18,9 juta orang yang berpotensi masih ingin mudik.
Doni Monardo meminta semua komponen bangsa, baik pusat maupun daerah agar bekerja keras melaksanakan kebijakan peniadaan mudik.
“Seluruh pihak baik di pusat, di daerah, sampai dengan di tingkat desa dan kelurahan mari bekerja keras untuk mengingatkan masyarakat kita, jangan mudik, jangan mudik, jangan mudik,” kata Doni Monardo Rabu (5/5/2021).
Doni menuturkan, jumlah 18,9 juta orang atau 7 persen yang masih ingin mudik didapat dari hasil survey pasca-diumumkannya kebijakan peniadaan mudik oleh pemerintah.
Oleh karena itu, lanjut Doni, semua unsur di daerah dapat melakukan sosialisasi terkait kebijakan peniadaan mudik.
Baca Juga: Beredar Narasi Kemenhub Jual Stiker Agar Bus Bisa Beroperasi Saat Larangan Mudik, Kominfo: Itu Hoaks
“Masyarakat yang ingin mudik pun masih ada tujuh persen. Tugas kita adalah mengurangi angka ini sekecil mungkin,” ujar Doni.
“Lebih baik hari ini kita lelah, kita dianggap cerewet, daripada korban Covid-19 berderet-deret, karena sudah tidak ada lagi pilihan lain,” imbuhnya.
Dalam pernyataannya, Doni kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat yang masih ingin mudik soal risiko penularan Covid-19.
Sebab, Covid-19 di Indonesia meski berhasil ditekan tetapi tetap masih ada dan berpotensi menularkan.
Baca Juga: Menhub: 18 Juta Orang Ingin Mudik, Tujuan Terbanyak Jawa Tengah
“Mari bersabar, menahan diri, karena kalau ini kita biarkan, maka sangat pasti terjadi penularan oleh mereka yang datang dari luar di kampung halaman,” ujarnya.
Doni mengingatkan, berkacalah pada pengalaman satu tahun lebih dalam penanganan Covid-19 setiap libur panjang selalu diikuti kenaikan kasus aktif positif corona.
Seperti halnya pada libur Lebaran tahun lalu, libur pada bulan Agustus, hingga libur Natal dan Tahun Baru 2021.
Baca Juga: Jasa Marga Siapkan Beberapa Strategi Larangan Mudik, Salah Satunya Penyekatan di Tol Japek
“Berkaca pada perjalanan kita sudah setahun lebih menghadapi COVID-19, setiap libur panjang pasti akan diikuti dengan kenaikan kasus aktif dan juga akan diikuti dengan bertambahnya angka kematian,” jelasnya.
Berdasarkan data, sambung Doni, akibat naiknya kasus aktif angka kematian naik dalam rentang 46-75 persen.
Sementara untuk peningkatan angka kasus aktif berada di angka 70-119 persen.
“Jadi sangat tinggi sekali. Setiap habis libur panjang diikuti dengan kenaikan kasus aktif,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.