JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejak beberapa hari terakhir sejumlah sekolah di daerah sudah mulai menggelar simulasi pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Namun disisi lain ada sebagian lingkup pendidikan yang masih rawan terjadi klaster penularan covid-19.
Sebelumnya 175 orang yang terdiri siswa dan guru di Sekolah Seminari Santa Maria Bunda Segala Bangsa di Maumere terkonfirmasi positif covid-19.
Tidak hanya itu, belasan santri dan 2 ustaz di Pondok Pesantren Ihsaniyah Putra Kota Tegal, Jawa Tengah terinfeksi covid-19.
Komisioner Ombudsman Robert Na Endi Jaweng menyebut, evaluasi perlu dilakukan secara objektif dengan melibatkan tenaga yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan sosial.
Tidak hanya evaluasi disekolah, melihat kaitan siswa dengan tempat tinggal juga perlu dilakukan, karena aman disekolah belom tentu aman di tempat tinggal.
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengatakan, sistem pendidikan di tengah pandemi menjadi hal dilematis.
Satriwan mengungkap, kenyataanya sekolah memberi surat persetujuan pada orang tua untuk pelaksanaan sekolah tatap muka, bila orang tua setuju dan terjadi hal tidak diharapkan pada anak, maka tanggung jawab sepenuhnya kembali pada orang tua.
Namun bila orang tua tidak setuju dengan sekolah tatap muka, anak kembali belajar online. Tapi di sisilain banyak wilayah yang tidak mampu melaksanakan pembelajaran online, dan PJJ cenderung tidak maksimal.
Satriwan memberi rekomendasi, agar dinas Pendidikan membuka hotline pengaduan dan disampaikan jika terjadi pelanggaran.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.