Baca Juga: Pamerkan Pradesain Garuda Istana Negara, Jokowi: Sarat dengan Filosofi
Sementara itu, Ketua GBCI Iwan Prijanto mengaku asosiasinya tak pernah dilibatkan dalam proses sayembara istana negara yang telah digelar oleh pemerintah.
Oleh karena itu, GBCI pun enggan untuk berbuat apa-apa terkait desain istana negara yang telah dipilih dalam sayembara tersebut.
"Sebab kami memang sebelumnya tidak diundang. Dan baru sekarang diundang oleh Kementerian PUPR terkait IKN tersebut," terang Iwan.
Baca Juga: Asosiasi Arsitek Kritisi Istana Negara Ibu Kota Baru, Dianggap Pemborosan dan Tak Ramah Lingkungan
Dalam pertemuan itu, GBCI hanya bisa memberikan masukan mengenai kriteria target pencapaian bangunan istana negara jika ingin dipandang sebagai state of the art building.
Sebagai anggota tetap World Green Building Council, GBCI berharap dalam pencapaian tersebut nantinya diukur dan ditentukan melalui sidang independent assesement, serta dikalibrasi secara internasional.
"Dan untuk memenuhi kriteria-kriteria yang paling paripurna itu jelas sangat tidak mudah," ujarnya.
Baca Juga: Jangan Salah! Ini Beda Istana Negara dan Istana Merdeka
Tak hanya soal pengayaan desain istana negara, pertemuan tersebut juga membahas mengenai aspek lingkungan, manajemen energi, manajemen air, dan sebagainya.
Setelah ini pun, pertemuan rutin akan tetap dilaksanakan dan setiap asosisai profesional berhak untuk memberikan masukan terhadap setiap desain bangunan di IKN
Pemerintah juga menyampaikan terdapat sejumlah bangunan lain di IKN yang telah dipilih konsep dan rancangannya.
Baca Juga: Sekilas Mirip, Apa Perbedaan Istana Negara dan Istana Merdeka?
Jadi, selain istana negara berlambang Burung Garuda, terdapat bangunan lain seperti masjid, gereja dan fasilitas publik dengan konsep green building.
Bangunan masjid telah dipilih konsep dan rancangan karya Nyoman Nuarta, sementara green building merupakan karya Sibarani Sofian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.