KOMPAS.TV - Setelah dinyatakan tenggelam, fokus saat ini adalah upaya pengangkatan badan kapal selam.
Dari hasil sonar dan citra bawah air KRI Rigel dan ROV kapal MV Swift Rescue milik Singapura, ditemukan sejumlah bukti otentik keberadaan KRI Nanggala 402 di kedalaman 830- 850 meter di bawah permukaan laut. Terlihat KRI Nanggala 402 tenggelam menjadi 3 bagian.
TNI dan tim gabungan sudah menyiapkan dua skenario evakuasi KRI Nanggala 402. Pertama dengan metode diembus, dimana akan ada alat yang dipasang dan memasuka selang pada pipa yang terdapat di kapal selam Nanggala untuk kemudian diangkat naik.
Sedangkan skenario kedua, menggunakan Robot Milik MV Swift Rescue. Robot mini ini nantinya memasang peralatan sehingga KRI Nanggala 402 bisa diangkat.
TNI Angkatan Laut berencana untuk mengangkat badan kapal selam KRI Nanggala 402 yang berhasil ditemukan di kedalaman 838 meter, lewat bantuan International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).
Pengamat Militer Andi Wijayanto menjelaskan soal cara kerja patroli sebuah kapal selam.
Kapal selam TNI AL seperti KRI Nanggala memang didesain untuk operasi senyap. Didesain sedemikian rupa sehingga di manapun dia berada sulit dideteksi. Bahkan, kapal selam bisa berbulan-bulan berpatroli di bawah laut. Dalam keadaan dia aktif saja sulit dideteksi, apalagi dalam keadaan bermasalah. Senyapnya kapal selam ini bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangan.
Simak pembahasan selengkapnya bersama Pengamat Militer Andi Wijayanto, serta Ahli Pengelolaan Pesisir dan Perlindungan Bencana dari Kelompok Keilmuan Hidrografi Institut Teknologi Bandung, Wiwin Windupranata.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.