JAKARTA, KOMPAS.TV – Program vaksinasi menjadi salah satu upaya setiap negara untuk menekan angka kasus penyebaran covid-19. Bahkan beberapa negara sudah memulai program vaksinasi ini lebih dari sebulan lamanya, termasuk di Indonesia.
Namun, baru-baru ini dilaporkan bahwa angka kasus Covid-19 di dunia mengalami peningkatan. Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K. Ginting, Senin (19/4/2021).
“Kalau kita lihat dari berbagai laporan, beberapa minggu terakhir ini ini terjadi kenaikan kasus, tidak hanya di Eropa tetapi juga di Amerika dan terlebih lagi di India, bahkan di Filipina dan Amerika Selatan.” Kata Alexander kepada KompasTV.
Dikutip dari Tirto, kasus virus Covid-19 di dunia berdasarkan data terbaru Worldometers pada Senin pagi, 19 April 2021 per pukul 9.15 WIB menunjukkan, total kasus positif secara global telah mencapai 141.999.278.
Baca juga: Kasus Positif Varian Virus Corona B117 Bertambah, di Indonesia Kini Berjumlah 10 Orang
Amerika Serikat masih bertahan sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia dengan total 32.404.454 kasus positif dan 581.061 orang meninggal.
Kemudian India berada di urutan kedua yang tercatat sebanyak 15.057.767 kasus positif dan 178.793 orang meninggal dunia.
Posisi ketiga adalah Brasil dengan 13.943.071 kasus positif dan 373.442 orang terkonfirmasi meninggal dunia.
Selanjutnya posisi keempat Prancis dengan 5.289.526 total kasus dan 100.733 kematian. Serta posisi kelima Rusia dengan mengonfirmasi 4.702.101 kasus positif dan 105.582 kematian.
Penasihat gender dan Kepemudaan WHO (World Health Organization) Diah Satyani Saminarsih juga mengatakan hal yang serupa di mana kasus Covid-19 di dunia mengalami lonjakan.
“Kita masuk minggu ke-8, di mana kasus covid-19 di dunia naik terus. Dan di minggu ke-4 angka kematian juga bertambah,” kata Diah kepada KompasTV, Senin (19/4/2021).
Diah menjelaskan vaksin tidak bisa secara cepat menangani sebuah wabah yang sedang akut. Menurutnya, butuh waktu untuk bisa mendapat kekebalan dan tidak bisa semerta-merta sebuah komunitas, atau populasi atau negara dalam hal ini langsung mendapat kekebalan.
Baca juga: Tempat Wisata Dibuka Saat Liburan, Ini Penjelasan Sandiaga Uno
Selain itu, kata Diah, saat ini jumlah vaksin yang tersedia masih sangat terbatas. Sehingga masih sangat sulit untuk menjamin kekebalan komunitas dalam waktu yang sangat singkat.
“Pandemi tidak akan berakhir apabila hanya satu negara yang berhasil keluar dari pandemi,” ujar Diah.
Misalnya ada satu negara yang berhasil menyelesaikan wabah secara cepat melalui vaksinasi, itu tidak membuat pandemi berakhir. Infeksinya masih terus berlangsung, mutasinya masih terus berlangsung.
Kembali kepada Alexander, tetap taat dan disiplin dengan protokol kesehatan adalah kunci menekan penyebaran Covid-19 meski program vaksinasi ini sudah berjalan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.