JAKARTA, KOMPAS.TV - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tercatat mendaftarkan merek Partai Demokrat ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham. Kubu Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyindir langkah SBY itu.
Hal ini diungkapkan oleh Hencky Luntungan, anggota Forum Pendiri Partai Demokrat. Menurut Hencky, Partai Demokrat sebenarnya sudah pernah terdaftar atas nama partai.
“Soalnya tahun 2007 sudah didaftarkan kekayaan intelektual atas nama partai, sekarang dia mau ubah lagi atas nama diri sendiri," ujar Hencky kepada wartawan, dikutip Kompas TV pada Jumat (9/4/2021).
Baca Juga: Mengaku Ketum Demokrat, AHY ke Moeldoko: Terus Terang ini Menggelikan
Kompas TV melakukan penelusuran di laman https://pdki-indonesia.dgip.go.id/. Partai Demokrat memang tercatat sebagai merek di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual.
Merek Partai Demokrat beserta lukisan bintang sebagai logo mulai dilindungi pada 24 Oktober 2007 atas nama partai. Perlindungan merek itu berakhir pada 24 Oktober 2017.
Uniknya, saat itu Partai Demokrat tercatat dengan kode kelas 16. Itu berarti partai ini menawarkan barang-barang cetakan, seperti majalah, kartu undangan, dan umbul-umbul.
Partai Demokrat kembali mendapat perlindungan merek mulai 27 November 2017. Merek Partai Demokrat ini mendapat perlindungan kembali hingga 24 Oktober 2027.
Kali ini, merek atas nama partai itu terdaftar sebagai lembaga jasa penerbitan, perencanaan dan pengelolaan kegiatan olahraga hingga pengadaan sewa alat.
Baca Juga: Tanggapan AHY Soal Ucapan Duka Cita Moeldoko yang Mengatasnamakan DPP Demokrat
SBY kemudian mendaftarkan kembali merek Partai Demokrat. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Partai Demokrat terdaftar atas nama SBY.
Partai Demokrat kini terdaftar juga sebagai “organisasi pertemuan politik” mulai 19 Maret 2021.
Hencky menyebut, langkah SBY mendaftarkan partai atas nama pribadi sebagai upaya memutarbalikkan sejarah.
“SBY itu mungkin sakit, dan suka memutarbalikkan sejarah pendirian Partai Demokrat, tentang atribut dan lain-lain, sudah didaftarkan pada tanggal 24 Oktober 2007 atas nama partai, bukan pribadi. Jadi apakah Pak SBY mau bikin PD perusahaan dia?” ujar Hencky.
Sebelumnya, Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat pernah mengatakan tak keberatan menemui Moeldoko secara langsung.
Baca Juga: Tolak Minta Maaf ke Jokowi, Kubu Moeldoko: Kubu AHY Yang Menuding, Kenapa Kami yang Harus Minta Maaf
“Saya dari awal mengatakan, kalau Pak Moeldoko ingin tahu lebih banyak tentang Partai Demokrat, boleh kita ngopi-ngopi. Artinya ngopi-ngopi yang benar, jangan ngomongin KLB, jangan ngomongin perampasan partai politik,” ujar AHY pada program Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (6/4/2021)
Juru bicara KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad pun menyambut baik niat AHY itu. Ia menilai, silaturahmi antara AHY dan Moeldoko dapat menjadi momen yang baik menjelang Ramadhan.
“Pertemuan dua tokoh yang saling berseteru apalagi jelang Ramadhan itu baik dan bagus,” kata Rahmad, Kamis (8/4/2021), dikutip dari Kompas.com.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.