JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur menuai sejumlah kekhawatiran dari masyarakat. Berdasarkan survei Litbang Kompas, kekhawatiran terbesar yakni pada isu lingkungan. Masyarakat mengharapkan pembangunan yang efektif dan tidak merusak lingkungan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, saat diwawancara Kompas TV Selasa (6/4/2021) pagi, mengatakan desain dari IKN akan disesuaikan dengan kondisi alam.
"Lahan ibu kota baru setidaknya seluas 256.000 hektar akan digunakan sebesar 75%nya untuk ruang hijau. Pembangunan akan menggunakan konsep forest city dan menekankan pada upaya perlindungan dan koservasi kawasan juga penanaman kembali tanaman endemik di sekitarnya," jelas Suharso.
Baca Juga: Kepala Bappenas: Pemindahan Ibu Kota Bisa Memicu Pemulihan Ekonomi
Berdasarkan paparan Suharso, pemerintah disebut sudah siapkan pembenihan untuk penanaman kembali tersebut.
"Kami berharap ini dapat menjadi contoh forest city terbaik dunia," kata Suharso.
Masyarakat dipersilakan untuk khawatir jika pemerintah setempat mengganggu, merusak, atau membangun tanpa mengikuti master plan.
Suharso menekankan master plan yang bagus harus diikuti dengan disiplin perencanaan yang memperhitungkan akibat masa depan.
"Presiden sudah ingatkan Bappenas untuk diketatkan sedemikian rupa agar tidak ada celah sekecil apapun agar tidak terjadi deviasi terhadap master plan yang sudah dibuat," kata Suharso.
RUU Ibu kota diperkirakan akan dibahas oleh DPR pada bulan Mei dan rampung sekitar 2 bulan setelahnya. Peletakkan batu pertama diharapkan akan tetap berlangsung di tahun 2021.
Baca Juga: 6 Fakta Ibu Kota Baru Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.