JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyerahkan 4 kru kapal korban sandera kelompok Abu Sayyaf di Manila, Filipina.
Setelah disandera selama lebih dari 1 tahun, mereka diselamatkan dalam keadaan sehat.
Sebelumnya, pemerintah juga membebaskan 4 Warga Indonesia yang disandera Kelompok Abu Sayyaf.
Ini adalah kelompok WNI terakhir yang dibebaskan, setelah 2016 lalu Kementerian Luar Negeri mencatat ada 44 warga Indonesia disandera Abu Sayyaf.
Kelompok Abu Sayyaf berkali-kali membajak kapal dan menculik Warga Indonesia yang menjadi anak buah kapal yang melalui perairan dekat Filiphina.
Salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang lolos dari penyanderaan kelompok teroris Abu Sayyaf, menceritakan pengalaman hidupnya selama dijadikan tawanan.
WNI itu bernama Arizal Kasta Miran asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Arizal mengungkapkan betapa sulitnya kehidupan bersama kelompok Abu Sayyaf, ia mengaku tidak bisa makan setiap hari.
"Kesehariannya memang sengsara ya disana. Kadang kalau masih kuat kita gak makan dua hari, tiga hari. Takut kena bom. Memang sengsara betul lah kehidupan di sana. Gak ada enaknya sama sekali," lanjutnya.
Arizal mengucap syukur dan merasa senang karena dapat berkumpul kembali bersama keluarganya.
"Alhamdulillah sekali ya bisa berkumpul kembali bersama keluarga . Bisa lebaran bareng-bareng lagi sama keluarga. Dikirain udah enggak bisa ngumpul lagi sama keluarga," ucap Arizal.
Arizal bersama empat orang lainnya bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) kapal milik Malaysia.
4 orang tersebut adalah Arizal Kasta Miran, Arsad bin Dahlan, Andi Riswanto, dan Khairuldin.
Mereka diculik oleh kelompok Abu Sayyaf saat kapalnya sedang melintas di perairan Tambisan, Sabah, Malaysia, pada hari Rabu tanggal 15 Januari 2020.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.