JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Terorisme Serve Indonesia Dete Aliyah mengungkapkan adanya perubahan strategi yang dilakukan jaringan terorisme di Indonesia.
Hal tersebut menyusul adanya aksi terorisme di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Pelaku teror merupakan perempuan berinisial ZA yang berusia 25 tahun.
"Ini ada salah satu perubahan strategis. Kalau dulu kan orang-orang radikal menyasar orang itu lewat pengajian-pengajian," katanya dalam Breaking News KOMPAS TV bersama Aiman Witjaksono, Rabu.
"Nah sekarang mereka mengubah strategi dengan menyasar melalui aktivitas-aktivitas yang sangat milenial. Artinya, targetnya juga milenial," sambungnya.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Aksi Terorisme Mabes Polri: Masuk Pintu Belakang hingga Tembak 6 Kali
Menurut Dete, saat ini kelompok radikal kerap masuk ke sekolah hingga perguruan tinggi untuk mencari target anggotanya.
Bahkan, mereka kerap menyasar perempuan untuk direkrut menjadi anggota maupun simpatisannya.
"Kenapa perempuan dijadikan target, karena perempuan ini sangat emosional. Jadi dia tidak sistematis, tidak strategis, tanpa perhitungan, tidak menghitung untung ruginya," jelasnya.
Menurut Dete, hal itu terlihat dari aksi terorisme di Mabes Polri.
"Karena dia menyasar Mabes Polri, sementara Mabes Polri ini kan sarang orang-orang yang sudah mahir dalam hal tembak menembak. Jadi ini kan artinya dia bunuh diri," paparnya.
Dia pun menilai bahwa pelaku teror tersebut sudah terpapar ajaran radikal. Mereka emosional hingga menangkap mentah-mentah tanpa berfikir lagi.
"Ini anak saya rasa korban brainwash. Pasti janji-janji surga yang ditanamkan. Pandangan mereka dijanjikan bahwa kalau dia mati akan masuk surga. Nah ini yang sebenarnya menjadi tantangan kita yang harus dicegah," pungkasnya.
Baca Juga: Pelaku Teror di Mabes Polri Wanita Berinisial ZA Umur 25 Tahun, Status Mahasiswa DO
Adapun sebelumnya, aksi terduga teroris menyerang Mabes Polri, Jakarta, terjadi pada Rabu (31/3/2021) sekitar pukul 16.30 WIB. Pelakunya merupakan seorang perempuan berinisial ZA yang berusia 25 tahun.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku ZA terpapar ideologi ISIS.
"Dari hasil profiling yang bersangkutan ini adalah tersangka pelaku lone wolf yang berideologi radikal ISIS, yang dibuktikan dengan posting-an di sosial media," katanya.
Lebih lanjut, Listyo mengatakan pelaku ZA memiliki Instagram yang baru dibuat atau di-posting 21 jam yang lalu.
"Di dalamnya ada bendera ISIS dan ada tulisan bagaimana perjuangan jihad," jelasnya.
Baca Juga: Abdul Mu’ti: Aksi Serangan Terorisme di Mabes Polri Tamparan Keras Bagi Keamanan Negara
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.