Kompas TV nasional politik

Peneliti LIPI: Manuver Moeldoko Ambil Alih Partai Demokrat Sangat Tidak Etis

Kompas.tv - 6 Maret 2021, 09:09 WIB
peneliti-lipi-manuver-moeldoko-ambil-alih-partai-demokrat-sangat-tidak-etis
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko memberi pidato perdana sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Tandingan di KLB Deli Serdang, Jumat (5/3/2021). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Manuver Kepala Staf Presiden Moeldoko mengambilalih Partai Demokrat dinilai tidak etis. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI) Firman Noor mengatakan. "Manuvernya ketahuan sekali ya, kurang cantik Pak Moeldoko mainnya," kata Firman saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/3/2021). Firman menilai, Moeldoko malah lebih memilih untuk membajak partai politik yang sudah ada.

Firman menilai, tindakan yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat tidak etis dalam perpolitikan nasional. Meski pun, peluang itu dibuka oleh pihak internal partai yang membuka pintu untuk mantan Panglima TNI tersebut. 

Baca Juga: Moeldoko Ketum Versi KLB Demokrat Sibolga, AHY: Tidak Sah dan Ilegal!

"Untuk pak Moeldoko jangan begitulah, seharusnya ya tidak memanfaatkan kekisruhan rumah tangga orang, sebetulnya sangat tidak etis begitu," ujar dia.  Firman mengatakan, Moeldoko kali ini tidak menunjukkan sikap kenegarawanannya untuk mendirikan partai politik sendiri guna memperjuangkan visi dan misi.  

"Dia (Moeldoko) lebih baik beli jadi atau membajak kalau saya bilang dengan pendekatan yang uang yang bergayung sambut dengan harus diakui ini kesalahan internal partai demokrat juga," ucapnya. 

Firman merasa heran dengan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang mayoritas kader memilih dipimpin oleh orang lain ketimbang dipimpin kader partai sendiri.

Baca Juga: SBY Kecewa dengan Moeldoko: Benar-benar Tega Melakukan Kudeta Demokrat

"Mereka (kader Partai Demokrat) saya lihat mengatasnamakan orang yang senior bekerja keras untuk partai, tapi justru mengusulkan orang yang belum berkeringat sama sekali untuk partai, jadi aneh dan kontradiktif," tutur dia. 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x