JAKARTA, KOMPAS.TV- Tepat setahun Covid-19 melanda Indonesia usai pemerintah mengumumkan Maria Darmaningsih (64) beserta putrinya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) pertama yang terpapar virus Corona.
Usai pulih dari virus mematikan tersebut, saat ini Maria Darmaningsih memilih bercocok tanam untuk mengisi waktu luang disela kesibukannya.
Tentu keadaannya sudah sembuh. Setahun berlalu, kini Maria banyak berurusan dengan tanaman-tanaman di halaman rumahnya.
Baca Juga: Membandingkan Jakarta dengan Wuhan Setelah Setahun Pandemi Covid-19 Merebak
“Ini sebenarnya sudah saya geluti sejak tiga tahun lalu. Tapi makin serius setelah sembuh kemarin dan di masa pandemi ini,” kata Maria, Senin (1/3/2021).
Bagi Maria, berkebun bukan sekedar menanam dan juga memetik hasilnya. Namun, juga sebuah bentuk kasih sayang terhadap tanah, terhadap ibu bumi.
“Ibu bumi, mother earth itu, kan selalu caring (perhatian), memberi kasih sayang, dan itu mencerminkan Gusti Allah juga yang selalu memberi. Jadi saat kita memberikan ke tanah, kita mendapat berkah, dan lalu selalu berbagi sesama tetangga. Itu kebahagiaannya luar biasa,” ungkap Maria seperti Kompas.tv sarikan dari artikel Kompas.com saat mewawancarainya.
Baca Juga: Long Covid, Ini yang Dialami WNI Pertama di Indonesia yang Diumumkan Terkena Covid-19 Pasca Sembuh
Berawal dari keinginannya mengkonsumsi sayur organik lah yang mendorongnya memulai bercocok tanam.
Dia menyebut saat itu keinginannya tersebut hanya diwujudkan dengan membeli sayuran-sayuran organik yang notabene harganya lebih malah serta sulit untuk mencarinya.
“Maka dari itu akhirnya saya mulai bercocok tanam secara organik. Saya tanam bayam, dipetik, saya kukus sebentar, lalu dimakan pakai sambal. Itu nikmatnya, dan saya tahu bahwa saya tidak pernah kasih kimia di bayam itu. Saya pun mulai merasakan kesehatan dan kebahagiaan,” tutur dia.
Baca Juga: Kilas Balik Covid-19 di Indonesia, Maria Darmaningsih: Tak Pernah Menyangka Pandemi akan Mengganas
Setelah piawai dalam bercocok tanam, Maria pun makin intensif menanam sayuran lainnya di luar bayam. Terlebih saat pandemi makin serius digelutinya. Ada sawi, kangkung, kemangi, basil, selada, tomat, arugla dan juga bawang merah.
“Sekarang saya juga sering jadi pembicara bertanam organik, gitu-gitu, ya sharing saja, bukan ahli. Aku enggak belajar, karena pengalaman ngelakoni itu tadi,” kata Maria.
Ditanya soal bagaimana menyikapi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun dan belum jelas kapan akan berakhir, Maria pun mengajak masyarakat untuk merefleksikan kembali kehidupannya masing-masing.
Baca Juga: Setahun Covid-19, Guyonan Menteri yang Kemudian Terpapar
“Semuanya kan wallahu a’lam, ya, kita tidak bisa, Kita semua berusaha, tapi kan seharusnya, menurut saya, merefleksikan lagi kehidupan kita. Mungkin bumi ini terlalu tercemar, kita selalu menggerogoti dan mengeksploitasi, yuk, kita berbuat baik untuk bumi. Tanah juga merintih, yuk, kita berterima kasih kepada tanah dengan cara baik tentunya,” jelas dia.
“Bukan men-judgement (menghakimi) semua orang. Ini kan kesempatan kita merefleksikan kehidupan kita sendiri, tidak perlu repot dengan di luar sana,” tandas Maria.
Baca Juga: WHO: Covid-19 Segera Berakhir Merupakan Anggapan Prematur dan Tidak Realistis
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.