JAKARTA, KOMPAS.TV – Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban belakangan ini ramai diperbincangkan usai memborong mobil secara bersamaan.
Total mobil yang dibeli warga dalam satu desa ini mencapai 176 unit. Tak sedikit warga yang memborong mobil hingga 3 unit dalam sekali beli.
Warga di Tuban yang memborong mobil ini ternyata baru saja mendapat miliaran rupiah usai menjual tanah untuk lahan proyek kilang minyak Pertamina.
Baca Juga: Tetangga Jadi Miliarder Tuban, Tarsimah Masih Hidup dari Bantuan Sosial Pemerintah
Seandainya kaya mendadak karena dapat rejeki nomplok seperti warga di Tuban ini, bagaimana cara mengelola finansial kita dengan baik?
Finansial Planner, Eko Endarto, mengatakan bahwa mendapatkan kekayaan lebih mudah ketimbang mempertahankan. Oleh karenanya perencanaan falam hal pengelolaan aset menjadi sangat penting.
“Yang sering terjadi, orang tiba-tiba dapat uang gusuran, jual tanah, berarti kan mudah mendapatkannya, tapi untuk mempertahankannya dalam jangka waktu tertentu agak sulit,” ucap Eko, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).
Menururt Eko, kejadian yang dialami warga di Tuban sebenarnya mengganti aset dari tetap ke cash. Untuk itu, diperlukan rencana yang bisa mengubah aset cash menjadi tetapi lagi, atau bahkan menjadi aset produktif.
Dengan demikian, kata Eko, aset tersebut tak hanya digunakan untuk hal-hal yang konsumtif.
"Misalnya, kan ada yang beli mobil, tetapi tidak bisa menyetir. Karena itu, harus dipikir dalam-dalam, karena kendaraan ini kan harganya terus turun," kata Eko.
Baca Juga: Rumit! Pria Ini Kawin Lari dengan Selingkuhannya dan Dibantu Kabur oleh Istri Pertama
Eko menyarankan untuk mencari aset yang bisa meningkat harganya bukannya menurun, misalnya seperti membeli tanah lagi, membuat kontrakan, membangun ruko atau mendirikan warung makan.
Ia juga mengatakan bahwa jika daerah tersebut berpotensi maju, semua aset tersebut bisa lebih menguntungkan.
Eko juga menyinggung soal prioritas finansial saat seseorang mendapatkan rejeki nomplok. Terdapat tiga prioritas utama, yakni menyelesaikan utang bagi yang memiliki, menentukan gaya hidup, dan pengembangan aset.
Soal gaya hidup, Eko mengatakan bahwa seseorang yang memiliki uang banyak biasanya gaya hidupnya akan meningkat.
“Dengan uang banyak itu tadi yang ditakutkan gaya hidup mereka meningkat. Masalahnya, kalau udah meningkat, biasanya turunnya susah. Misalnya, sekarang sudah punya mobil, pasti besok-besok akan bicara beli mobil terus. Karenanya penting mengetahui seperti apa gaya hidup yang mereka putuskan," papar Eko.
Kemudian, untuk pengembangan aset ini menyangkut masa depan. Bisa dilakukan dengan membeli tanah, membuka usaha atau minimal membeli emas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.