JAKARTA, KOMPAS TV - Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, mengingatkan kepada Partai Demokrat untuk tidak melontarkan tuduhan terkait isu penggulingan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Mantan Panglima TNI itu membantah jika dirinya terlibat dalam upaya penggulingan tersebut.
Baca Juga: Faksi Marzuki Alie Hingga Anas Bersatu Ingin Kudeta AHY, Ada Kemungkinan Muncul Demokrat Tandingan
Ia pun menyesalkan sempat ada tuduhan yang dialamatkan kepadanya, termasuk ke sejumlah menteri bahkan hingga Presiden Jokowi.
Seperti diketahui, politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengatakan Moeldoko mencatut beberapa nama menteri dalam rencana kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat.
Adapun nama yang disebut antara lain Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly hingga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.
Baca Juga: Moeldoko Ungkap Inisiator yang Ingin Lengserkan AHY Juga Temui Luhut
Sementara itu, politikus Partai Demokrat lainnya, yakni Andi Arief menyebut Moeldoko mengklaim mendapat restu dari Presiden Jokowi untuk melakukan kudeta terhadap AHY.
Menanggapi hal itu, Moeldoko mengingatkan agar Partai Demokrat tidak asal 'menembak' dengan melontarkan tuduhan kepada pihak lain.
"Jangan lagi nembak kanan kiri, main pukul orang. Ya Pak Yasonna Laoly kenalah, siapa lagi tuh? PKB ditembaklah. NasDem ditembak katanya biar, apa urusannya?" kata Moeldoko dalam konferensi persnya di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga: Moeldoko: Mas AHY Kenapa Mesti Takut?
Lebih lanjut, Moeldoko mengingatkan kepada Partai Demokrat agar tak lagi melontarkan fitnah-fitnah.
"Itu ketawa semua itu, apa urusannya? Tapi juga marah, jadi saya ingatkan hati-hati. Jangan memfitnah orang, hati-hati, saya sudah ingatkan," kata Moeldoko.
Dengan demikian, Moeldoko jelas membantah jika dirinya ingin maju mencalonkan diri menjadi presiden pada 2024 mendatang.
Baca Juga: Terkait Isu Kudeta, Herman Khaeron: Partai Demokrat Tidak Pernah Mengeluarkan Nama
Moeldoko merasa perlu menyampaikan demikian untuk menjawab tudingan Partai Demokrat, yang menyebut dirinya ingin mengambil alih paksa partai untuk kendaraan dalam Pemilu 2024 mendatang.
Moeldoko mengatakan, tidak berniat untuk maju mencalonkan diri menjadi presiden.
Saat ini saja, dia mengaku, sudah terlalu banyak disibukkan dengan pekerjaannya, sehingga tak ada waktu untuk mengurusi pencapresan.
Baca Juga: Moeldoko Ungkap Luhut Pernah Didatangi Orang Soal Masalah Demokrat
"Dibilang mau jadi Presiden lagi, yang enggak-enggak saja. Kerjaan gue setumpuk, ngurusi yang enggak-enggak saja," ujar Moeldoko.
Moeldoko lantas menganggap tudingan Partai Demokrat tersebut sebagai dagelan. "Ini kayak dagelan saja, lucu-lucuan saja," katanya.
"Emangnya gue bisa, itu gue todongin senjata para DPC (Dewan Pimpinan Cabang)-nya? Semua kan ada aturan AD/ART dalam sebuah partai politik, jangan lucu-lucuan begitu lah."
Baca Juga: Benarkah Moeldoko Pernah Minta Kepada SBY Untuk Jadi Ketum Demokrat di Tahun 2015?s
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.