Jamali adalah sopir taksi Express yang setiap harinya menunggu order atau berkeliling membelah jalanan ibu kota Jakarta. sejak marak jasa taksi berbasis online, pendapatan Jamali berkurang sampai 50 persen. Tak jarang, Jamali harus menombok saat setor ke perusahaan.
Padahal sejak ada transportasi online, taksi Express sudah menurunkan kewajiban setor para sopirnya, yaitu dari semula Rp 300.000 per hari menjadi Rp 180.000 per hari. Banyaknya karyawan taksi Express yang kena PHK membuat Jamali khawatir kehilangan pekerjaan. Tidak ada keterampilan lain yang ia miliki kecuali menyetir.
Sepinya penumpang, bonus yang hilang membuat Jamali kerap kebingugnan. Apalagi saat ini istrinya sedang menanti kelahiran buah hati yang kedua. Bergabung memiliki aplikasi Uber menjadi pilihan baginya. Pendapatan dari Uber ia pakai untuk menutup setoran ke koperasi Express dan jadi modal membeli bensin.
Meski mengambil order dari Uber, pendapatan Jamali tidak banyak tertolong. Tidak seperti 3 tahun lalu atau saat baru bergabung dengan Express di tahun 2004. Kala itu ia bisa membawa penghasilan bersih sampai dengan Rp 300.000. "Kondisi tekanan keuangan" dan persaingan dengan taksi online rupanya hampir dialami setiap pengemudi taksi konvensional. Regulasi pemerintah yang tegas banyak dinanti para sopir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.